GKMI
search

9/27/2024

Hati yang Murni

2 Korintus 1:12 - "Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah."

Ada kalimat mengatakan: “Jika tidak ada badai dan gelombang yang dahsyat, maka tidak akan lahir nahkoda yang handal.” Masalah, penderitaan, dan krisis yang terjadi akan menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas. Contohnya Rasul Paulus, hamba Tuhan yang dipakai Tuhan secara luar biasa dalam pelayanan pemberitaan Injil. Karena Injil Kristus, Paulus harus menanggung penderitaan. "Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati." (2 Kor 1:8b-9a). Betapa pun hebatnya pelayanan Paulus, ia tetaplah manusia biasa seperti kita, yang pada fase tertentu, bisa saja mengalami kelemahan. Namun hal ini tidak sampai membuat Paulus patah arang dan melarikan diri dari pelayanan yang dipercayakan kepadanya oleh Tuhan.

Apa rahasia kemenangan Paulus sehingga ia tidak mengalami kehancuran? Paulus, bukan hanya berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada, melainkan juga masih bisa menolong dan memberi kekuatan kepada orang-orang yang dilayaninya. Luar biasa! Salah satu kuncinya adalah memiliki hati nurani yang murni! Hati nurani atau suara hati adalah kemampuan batin untuk mengetahui dengan roh kita, memberi persetujuan ketika kita berbuat benar, tetapi menuduh ketika kita berbuat salah. Paulus berkata, "Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia." (Kisah Para Rasul 24:16).

Hati nurani merupakan kesadaran batiniah yang bersaksi kepada hati kita mengenai betul atau salahnya tindakan kita. “Hati nurani yang murni” memberikan keputusan bahwa kita tidak berbuat salah kepada Allah atau kehendakNya. Dalam Alkitab, “hati nurani yang murni” tercatat sebagai salah satu senjata yang penting untuk suatu kehidupan rohani dan pelayanan yang berhasil seperti yang disampaikan rasul Petrus, “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.” (1 Pet 3:15-16).

Seseorang yang memiliki hati nurani yang baik dan murni dipastikan akan memiliki integritas, tidak munafik (bermuka dua), dan dapat dipercaya. Itulah sebabnya Rasul Paulus dengan bersungguh hati melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Motivasinya tulus yaitu hanya ingin menyenangkan hati Tuhan, bukan manusia, karena jika kemurnian hati nurani tercemar, maka iman, kehidupan doa, hubungan dengan Allah serta kehidupan yang penuh kebajikan akan menjadi rusak. Bahkan jika orang menolak hati nurani yang murni maka kandaslah imannya, demikian pesan rasul Paulus kepada Timotius, anak rohaninya dan kepada saudara dan saya (1 Tim 1:19), amin.


Pembacaan GEMA hari ini:

Yes. 51-53


Pokok Doa:

1. Doakan para Hamba Tuhan dan Tim Perkunjungan gereja, kiranya dapat membawa berkat dan kekuatan iman jemaat.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.