GKMI
search

5/16/2023

Jangan Jadi Tawar

Matius 5:13 - "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang"

Setiap kita pasti sudah tidak asing dengan yang namanya garam bukan ? Meskipun banyak di antara kita (termasuk saya) yang tidak hobi masak, namun kita semua setuju bahwa garam termasuk bumbu dapur yang paling dibutuhkan untuk berbagai jenis masakan. Apa jadinya jika bakso atau makanan favorit kita lainnya tidak diberi garam ? tentu akan terasa hambar. Rasa asin pada garam itulah yang membuat makanan yang tawar menjadi lebih gurih dan nikmat untuk disantap.

Pada jaman Tuhan Yesus garam ternyata memiliki fungsi yang lebih penting lagi, yakni untuk mengawetkan makanan. Kalau saat ini kita terbiasa mengawetkan daging dan makanan lain dengan cara memasukkannya ke dalam freezer, orang-orang pada jaman itu menaburinya dengan garam sehingga makanan tidak cepat busuk. Semakin banyak garam yang ditabur, makanan semakin tahan lama. Begitu pentingnya garam pada jaman itu, sampai-sampai orang romawi menggunakannya juga sebagai alat pembayaran atau upah.

Gambaran itulah yang Yesus hendak sampaikan dalam “Khotbah di Bukit” ketika Ia berkata, “Kamu adalah garam dunia.” Meskipun pengajaran-Nya didengarkan oleh banyak orang, namun pernyataan ini secara khusus Ia sampaikan kepada para murid yang pada waktu itu berada di dekat-Nya agar kehidupan mereka sebagai pengikut Kristus dapat menggarami dunia atau orang-orang di sekeliling mereka. Persoalannya, garam tidak selamanya tetap asin. Menurut penafsiran, di daerah Palestina garam diangkat dari Laut Mati dan mengandung unsur-unsur lain di dalamnya. Jika terguyur hujan, maka unsur garamnya akan larut terbawa air. Yang tersisa hanyalah bubuk putih tanpa rasa asin di dalamnya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus memperingatkan para murid untuk tidak kehilangan keasinannya oleh karena ketika garam menjadi tawar, ia kehilangan kebermaknaannya, tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Prinsip yang sama berlaku bagi kita saat ini. Apapun profesi yang kita geluti, status dan peran kita sebagai murid Kristus, garam dunia tak pernah berubah. Tuhan Yesus menghendaki kehadiran kita di sekolah, kantor, lingkungan tetangga dapat menaburkan rasa ‘asin’ yang dibutuhkan melalui pergaulan yang sehat, prestasi dan kinerja yang baik, perkataan yang membangun, dan perilaku sehari-hari yang dapat menjadi teladan. Contoh sederhana, melalui kehadiran saya di lingkungan RT 02 sebagai bendahara yang jujur dan tidak korupsi, setidaknya dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi gereja yang saya wakili. Andapun dapat melakukan bagian anda.

Kehadiran kita sebagai murid Kristus di tengah dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa dan semakin hari semakin jahat ini sangat diperlukan. Jangan biarkan hidup Kekristenan kita menjadi tawar dengan berdiam diri melihat berbagai penyimpangan dan ketidakadilan yang mengakibatkan kebusukan. Jika hal itu ada di luar otoritas / wewenang kita, setidaknya doakan mereka. Mari kita melakukannya bersama karena mustahil dilakukan sendiri. Semakin banyak garam ditabur, maka semakin besar dampak yang dirasakan. Demikian pula semakin banyak murid Kristus yang menggarami lingkungan sekelilingnya, niscaya kebusukan itu dapat dicegah sehingga hidup ini menjadi lebih ‘nikmat’.


Pembacaan GEMA hari ini:

Yohanes  8:32-59


Pokok Doa:

1. Doakan bagi anak Anugerah Kids Kelas 6 yang minggu ini akan mengikuti Ujian Akhir Sekolah kiranya mereka diberikan hikmat dan kemampuan untuk dapat mengikutinya.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.