5/4/2025
Membenarkan Ketakpedulian?
Yoh 5:1-9
“Sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku," keluh pria malang yang sudah 38 tahun sakit. Tak banyak informasi yang diberikan tentang dia: apa penyakitnya, sudah berapa lama ia menunggu di tepi kolam Betesda, atau siapa saja yang telah mendahuluinya. Namun satu hal sangat jelas: saat air kolam itu berguncang, semua orang, tanpa pandang bulu, segera berlomba-lomba masuk ke dalamnya. Tidak ada yang mengingat siapa yang lebih lama menunggu, siapa yang lebih sakit, atau siapa yang lebih lemah. Masing-masing hanya memikirkan dirinya sendiri.
Memang, keinginan untuk sembuh adalah kebutuhan yang mendesak. Rasa sakit membuat manusia ingin segera bebas dari penderitaan. Namun, apakah kebutuhan pribadi bisa membenarkan ketakpedulian terhadap sesama? Apakah perjuangan untuk kesembuhan diri membuat kita boleh menutup mata terhadap orang lain yang juga menderita, bahkan lebih berat?
Renungan ini membawa kita bertanya: seandainya kita berada di tepi kolam Betesda, mengantar anggota keluarga yang sakit dan berharap pada mukjizat itu, apa yang akan kita lakukan ketika air berguncang? Membantu mereka yang lebih lemah? Memberi kesempatan kepada yang lebih membutuhkan? Atau bergegas mengutamakan diri dan orang terdekat kita tanpa mempedulikan sekitar?
Yesus hadir di tengah situasi itu dengan cara yang berbeda. Ia tidak menunggu air berguncang atau meminta si sakit berlomba. Ia justru menghampiri dan menyembuhkan dengan kasih dan kuasa-Nya. Tindakan Yesus menunjukkan bahwa belas kasihan lebih utama daripada sekadar mengikuti tradisi atau mengejar kepentingan pribadi.
Dalam dunia kita yang penuh persaingan hari ini, sering kali kita menghadapi "kolam Betesda" modern — tempat di mana kesempatan langka membuat orang saling berlomba, kadang sampai mengabaikan orang lain. Renungan ini mengingatkan kita: di tengah kebutuhan mendesak sekalipun, Tuhan memanggil kita untuk tetap memelihara kasih, peduli, dan mendahulukan sesama.
Semoga kita tidak membenarkan ketakpedulian, melainkan menjadi perpanjangan tangan kasih Kristus, di mana pun kita ditempatkan.
Pembacaan GEMA hari ini:
Yoh 4:4-42
Pokok Doa:
1. Bersyukur atas pemeliharaan Tuhan Yesus bagi kehidupan setiap jemaat GKMI Anugerah
Bagikan
Lainnya
Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah
Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.