10/20/2024
Musim Kehidupan
Pengkhotbah 3:1 "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya."
Kitab Pengkhotbah di dalam kitab suci orang Yahudi disebut dengan nama Qoheleth. Kitab Pengkhotbah secara tradisional dipercaya ditulis oleh Salomo, yang terkenal dengan hikmatnya. Kitab Pengkhotbah adalah salah satu dari kelima Kitab Megillot, atau gulungan kitab yang menjadi bagian dari Ketuvim, bagian utama ketiga dari Tanakh. Lima Gulungan ini terdiri dari Kitab Kidung Agung, Kitab Rut, Kitab Ratapan, Kitab Pengkhotbah dan Kitab Ester yang masing-masing dibacakan di hadapan umum pada salah satu hari raya Yahudi. Dan kitab ini dibacakan di dalam perayaan Hari Raya Pondok Daun.
Hari ini kita akan merenungkan tulisan Qoheleth dalam perikop yang diberi judul "Untuk segala sesuatu ada waktunya". Dari pembacaan perikop tersebut kita mendapati paling tidak ada dua kebenaran penting, yaitu:
1. Pengkhotbah mengamati bahwa kehidupan manusia tidak selamanya berada dalam satu musim semata, tetapi akan berganti dari satu musim ke musim berikutnya. Mari kita coba perhatikan ayat 2-8. Dalam ayat-ayat tersebut Pengkhotbah mempertentangkan dua hal yang bertolak belakang, seperti ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; dst. Ini berarti musim kehidupan manusia akan selalu datang silih berganti. Tidak selamanya kita berada dalam musim sukacita dan tidak selamanya pula kita berada dalam dukacita. Musim-musim itu akan selalu berganti. Oleh karena itu jalani kehidupan ini dengan tenang dan percaya, walaupun saat ini kita berada dalam musim dukacita, penderitaan, kesakitan, kekurangan, dan lembah-lembah kekelaman yang lainnya. Karena masa-masa suram tersebut tidak bersifat selamanya, tetapi nanti pada waktunya akan berganti musimnya. Terus kuatkan hati kita, karena selalu ada pengharapan bahwa musim akan berganti. Jangan menyerah ketika tengah berada di satu musim yang tidak menyenangkan, teruslah bertahan, tegakkan kepala dan teruslah berjalan.
2. Pengkhotbah menemukan satu kebenaran bahwa di setiap musim kehidupan ada Tuhan yang selalu bekerja untuk kebaikan kita semua. Perhatikan ayat 11a, "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka." Nantikanlah waktu Tuhan, walaupun kita tidak tahu kapan Dia akan membuat segala sesuatunya menjadi indah. Jalani saja kehidupan ini tanpa protes, dan jalani setiap prosesnya dengan sukacita. Dan lihatlah hasilnya, semua akan menjadi indah pada waktunya.
Kesimpulan dari perikop ini adalah, tetap jalani setiap musim hidup kita dengan iman, bahwa musim akan berganti, musim dukacita akan berganti dengan musim sukacita. Kemudian miliki iman bahwa ada Tuhan di setiap musim kehidupan kita, Dia ada untuk membuat segala sesuatunya indah pada waktunya, amin.
Pembacaan GEMA hari ini:
Yer. 38-39
Pokok Doa:
1. Berdoa bagi keluarga-keluarga GKMI Anugerah, untuk terus dekat, bertumbuh dan menjadi berkat satu dengan yang lain.
Bagikan
Lainnya
Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah
Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.