4/28/2025
Penyesalan yang Terlambat
Kejadian 27:34-35 "Sesudah Esau mendengar perkataan ayahnya itu, meraung-raunglah ia dengan sangat keras dalam kepedihan hatinya serta berkata kepada ayahnya: 'Berkatilah aku ini juga, ya bapa!'" Jawab ayahnya: "Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah merampas berkat yang untukmu itu."
gDi dalam dunia parenting, ada istilah ‘Sibling rivalry’, yaitu adanya persaingan, kecemburuan, atau pertengkaran antara saudara kandung. Persaingan ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti: perhatian orang tua yang tidak merata, barang atau pencapaian tertentu yang menjadi incaran, perasaan terancam oleh kehadiran saudara baru, ketidakmampuan anak mendapatkan perhatian orang tua, hingga ketidakmampuan anak mendapatkan pengakuan. Situasi ini biasa terjadi pada anak-anak yang memiliki jarak usia 1-3 tahun, dan bisa muncul kembali pada usia 8-12 tahun. Persaingan ini bisa berlangsung hingga dewasa.
Alkitab juga mencatat terjadinya hal ini dari 2 saudara kembar yaitu Esau dan Yakub. Bagian ini mengisahkan apa yang terjadi setelah Yakub “mencuri” berkat hak kesulungan dari Esau. Esau baru menyadari kesalahannya setelah semuanya terlambat. Saat Esau menyadari apa yang telah hilang darinya, ia menangis dan memohon kepada ayahnya agar memberkatinya juga (ayat nas). Tapi semuanya sudah terlambat. Ia telah menjual sesuatu yang tidak bisa dibeli kembali. Sekalipun menyesal, keputusan yang dibuat sebelumnya telah membawa akibat yang tak terelakkan.
Esau menangis, tapi tangisannya tidak lahir dari pertobatan sejati, melainkan dari kesedihan karena kehilangan berkat jasmani. Ia tidak benar-benar menyesali bahwa ia telah meremehkan hak rohaninya. Banyak orang baru menyesal setelah kehilangan: kehilangan waktu, kesempatan, atau hubungan dengan Tuhan. Tapi sesal itu tidak berguna jika tidak disertai pertobatan yang tulus dan perubahan hidup. Penyesalan yang hanya bersifat emosional tanpa komitmen untuk berubah hanyalah kesedihan yang sia-sia.
Ibrani 12:17 menyatakan bahwa Esau "...tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata." Ini adalah peringatan bagi kita agar tidak menunda-nunda pertobatan atau mempermainkan hal-hal rohani. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu ada jalan kembali. Jangan bermain-main dengan anugerah Tuhan, karena tidak semua kesalahan bisa diperbaiki di kemudian hari.
Hal ini menjadi peringatan bagi kita bahwa tidak semua penyesalan membawa perubahan. Jangan tunggu sampai semuanya terlambat. Hari ini adalah kesempatan untuk kembali kepada Tuhan dan memperbaiki langkah. Hargailah setiap hal rohani yang Tuhan percayakan kepada kita: waktu, panggilan, pelayanan, dan persekutuan dengan-Nya. Kesempatan yang Tuhan beri hari ini adalah anugerah yang harus dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh sebelum semuanya menjadi terlambat. Amin.
Pembacaan GEMA hari ini:
Luk 24:13-53
Pokok Doa:
1. Doakan untuk situasi ekonomi Indonesia kiranya tetap kuat dan stabil ditengah perang dagang yang terjadi.
Bagikan
Lainnya
Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah
Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.