GKMI
search

5/12/2024

Allah Mengerti dan Peduli akan Kelemahan Hamba-Nya

Kejadian 15:1-2

Ketika Allah muncul kepada Abram dalam suatu penglihatan pada ayat 1, Abram melihat ke masa depan dan tidak melihat keadaan yang tidak berubah dan tidak memuaskan. Janji akan penyediaan dan perlindungan Allah semuanya baik-baik saja, tetapi Abram khawatir tentang bayangan ke depan yang lebih besar: bagaimana dengan keturunannya? Apa yang akhirnya akan terjadi pada segala berkat yang mungkin diberikan Allah padanya?

Keluhannya terbagi menjadi dua bagian. Yang pertama adalah: "Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.” Kata-kata Abram jelas menunjukkan bahwa bukan hanya ketiadaan anak dalam hidupnya yang dipikirkannya; dia memikirkan kematiannya. Yang tersirat dalam kata-katanya adalah bahwa dia melihat segala sesuatu yang mungkin diberikan Allah kepadanya sebagai sesuatu yang percuma sebab dia tidak memiliki keturunan untuk mewarisi hadiah Ilahi tsb. Ketika Allah tidak langsung menjawab keluhan pertama ini, Abram melanjutkan dengan protes dalam ucapannya: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."

Dalam kedua bagian keluhan Abraham, dia menggunakan kata "berikan": (1) "apakah yang akan Engkau berikan kepadaku" (ayat 2) dan "Engkau tidak memberikan keturunan kepadaku" (ayat 3). Penampilan Allah dan janji yang meyakinkan dalam 15:1 jelas tidak sama sekali menenangkan hati bagi Abraham. Dia melihat ke masa depan, ke waktu setelah kematiannya, dan terlihat suram karena dia tidak memiliki pewaris. Dia tidak ingin Allah memberinya berkat-berkat tersebut, yang Abramah inginkan adalah Allah memberinya seorang anak.

Namun yang menarik, respon Allah tidak menyerukan bahwa Sara sedang hamil. Allah merespons dengan sebuah janji dan undangan: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu,…” Kemudian, Abram diundang keluar untuk memikirkan tugas yang mustahil yaitu menghitung bintang-bintang dan dijanjikan bahwa keturunannya akan sebanyak bintang-bintang itu. Allah tidak memberikan kepada Abram apa yang dia minta pada saat ini. Sebaliknya, Allah mengundang Abram untuk membayangkan bagaimana masa depan akan sangat indah sebab Allah setia pada janji-Nya. "Percayalah kepada-Ku," kata Allah, dan Abram melakukannya.

Seperti Allah mengerti akan kelemahan iman Abram, Allah juga sangat mengerti akan kelemahan iman dan kecenderungan kita untuk berbuat salah. Oleh karena itu, marilah tanpa ragu kita datang kepada Allah dengan segala kelemahan dan kerapuhan kita. Dan setialah kepada-Nya sebab Dia adalah Allah yang punya rancangan baik dan indah bagi umat-Nya. Amin.


Pembacaan GEMA hari ini:

1 Sam. 14


Pokok Doa:

1. Bersyukur untuk 59 tahun pemeliharaan dan pekerjaan Tuhan Yesus yang dinyatakan bagi PIPKA (15 Mei 1965-15 Mei 2024). Berdoa bagi perjalanan PIPKA ke depan kiranya dirahmati dengan hikmat dan berkat-Nya.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.