GKMI
search

8/17/2025

Allah yang Memerdekakan

Mazmur 40:2-3 "Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku.."

Jika kita membaca keseluruhan Mazmur 40, maka kita akan menemukan bahwa Mazmur ini diawali dengan pujian dan diakhiri dengan seruan. Ini menunjukkan bahwa pemazmur sedang mengalami pergumulan yang serius. Sang pemazmur menyebut dirinya "sengsara dan miskin". Kalimat ini mengekspresikan keadaan seseorang yang menderita dan tidak mampu membebaskan dirinya sendiri dari masalahnya yang sedang dihadapi.

Dalam keadaan inilah pemazmur menanti-nantikan Tuhan yang telah mengubah hidupnya pada masa lampau. Masalahnya besar, tetapi Tuhan lebih besar lagi. Hal itu terlihat dari penggunaan kata "banyak" untuk perbuatan Tuhan, dan dari tiadanya perbandingan yang dapat digunakan untuk kebesaran Tuhan. Pemazmur percaya bahwa Allah yang menyertai dia di masa lalu akan mengubah keadaannya sekarang maupun pada masa yang akan datang. Di ayat 6, ia mengatakan “Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.” Di satu sisi, pemazmur mengalami pergumulan berat tetapi di sisi lain, ia memegang teguh kepercayaannya. Bagian ini menunjukan bahwa ia adalah pribadi yang tidak bergantung pada siapa pun selain kepada Allah, yang melakukan apa yang berkenan di hadapan Allah, yaitu hidup sesuai kehendak dan Taurat Tuhan, serta mengenalkan siapa Allah dan karya-Nya kepada orang lain.

Mazmur ini mengundang kita untuk bergantung penuh pada satu-satunya Allah yang mampu menolong kita. Allah pasti mampu melepaskan dan meluputkan kita dari banyaknya masalah apapun. Selain itu, mazmur ini tak hanya cocok untuk perenungan kita secara pribadi, tetapi juga untuk kebaikan negara kita secara komunal. Atas kemerdekaan Indonesia, kita layak berkata kepada Allah yang memerdekakan kita, "Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku!”. Kiranya Allah dengan kuasa-Nya menyertai bangsa Indonesia. Kita tidak tahu apa yang akan bangsa kita hadapi pada hari-hari mendatang, namun, yang pasti adalah Allah yang telah memerdekakan kita akan melepaskan kita dari masalah apapun yang sedang maupun akan terjadi. Amin.


Pembacaan GEMA hari ini:

1 Kor 11:17-34


Pokok Doa:

1. Bersyukur untuk 80 tahun kemerdakaan bangsa Indonesia, kiranya ini juga jadi momentum untuk merdeka dari kemiskinan dan menjadi lebih berdaulat dan maju.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.