GKMI
search

7/4/2025

Bahasa Kasih

1 Korintus 13:1   Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa  manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

Melalui kesempatan melayani di MWC beberapa waktu lalu, saya belajar banyak hal. Berkenalan dengan orang-orang asing dari berbagai negara, mendengar pengalaman mereka sebagai komunitas mennonite sekaligus melatih ‘conversation’ percakapan berbahasa Inggris. Namun kita tahu sebagaimana konferensi internasional lainnya, tidak selalu yang berbicara di mimbar berbahasa Inggris. Ada sesi dimana 6 orang perwakilan peserta secara bergiliran memimpin doa dalam bahasa ibu masing-masing, antara lain bahasa Inggris, Jerman, Belanda, Swahili, Spanyol dan Perancis. Bagi saya yang hanya menguasai bahasa Indonesia dan Inggris saja (apalagi tanpa memakai headphone penterjemahan), momen doa berdurasi sekitar 10’ tersebut terasa begitu panjang dan membosankan oleh karena saya tidak dapat memahami apa yang sedang mereka doakan.

Meski demikian, saya tahu mereka bukan sedang berbicara kepada saya. Kami semua di ruangan itu sedang berbicara kepada Pribadi yang sama, yaitu Bapa di surga, yang memahami semua bahasa manusia, karena Dialah yang menciptakannya. Berbicara mengenai asal mula munculnya beragam bahasa, kita tentu ingat peristiwa menara Babel di Kejadian 11. Setelah Allah melanda bumi dengan air bah, yang tertinggal hanyalah Nuh dan keluarganya. Jumlah mereka terus bertambah dengan satu bahasa (ay. 1). Mereka kemudian hendak mendirikan menara yang sangat tinggi supaya tidak terserak ke seluruh bumi (ay. 4). Padahal setelah air bah, Allah memerintahkan mereka untuk beranak cucu dan bertambah banyak serta memenuhi bumi (Kej. 9:1). Allahpun bertindak dengan mengacaukan bahasa mereka sehingga tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Alhasil, tersebarlah mereka ke seluruh bumi. 

Ada satu bahasa yang lebih hebat dari semua bahasa manusia, yaitu bahasa kasih. Meskipun orang Kristen tersebar di berbagai belahan dunia dan belum saling mengenal bahkan mengalami kendala dalam komunikasi, namun di dalam Kristus kita dipersatukan. Bahasa yang bersumber dari kasih Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya menjadi pengikat yang melampaui segala perbedaan ras, bangsa dan bahasa. Oleh karenanya kita dapat berkumpul menaikkan doa dengan bahasa yang berbeda karena keyakinan bahwa Allah mendengar dan memahami doa kita semua. Perbedaan bukanlah halangan karena justru dalam perbedaan itulah kita bisa melihat karya Allah yang mengagumkan sehingga mendatangkan kemuliaan bagi Dia. Sebagai gereja, Allah panggil kita untuk membahasakan kasih Allah kepada dunia agar mereka dapat melihat kasih-Nya.


Pembacaan GEMA hari ini:

Kis 23:11-35


Pokok Doa:

1. Berdoa utk pelayanan ibadah, mohon Roh Kudus untuk berkarya melalui persiapan yang dilakukan Tim AWM & ADM.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.