7/4/2025
Belajar Berkata Tidak
Matius 5:37
Di bulan keluarga ini saya mau bercerita tentang anak kedua kami, Aneta Mikhaela. Aneta saat ini berusia 5 tahun, puji Tuhan ia bertumbuh sehat. Dari bayi yang sempat mengalami keterlambatan saraf motorik, ia kini menjadi anak yang lincah, bawel dan menggemaskan. Ada satu lagi sifatnya yang 2 tahun ini menonjol, yakni ia suka membantu. Dalam hal apa ? sederhana. Setiap pagi saya memiliki kebiasaan membuat kopi dan dia mengamatinya. Ketika saya mengambil gelas untuk menyeduh kopi, dia akan berkata, “Sini pah, aku yang buatin.” Sama halnya ketika saya akan makan, dia berkata, “Pah, aku yang suapin!” Meskipun saya seringkali menolaknya karena menganggap hal itu justru akan mengganggu, dia tetap memaksa saya untuk menurutinya. Dan ternyata ia akan menawarkan hal yang sama bukan hanya kepada kami orang tuanya, tapi juga kokonya, engkong, emaknya dan orang lain yang ia kenal.
Di satu sisi saya senang karena ia mampu bersosialisasi dan melayani. Ia tidak akan berhenti menawarkan bantuan sampai kebutuhan orang tersebut terpenuhi. Namun Aneta mengingatkan saya kepada diri sendiri karena dahulu saya termasuk tipe ‘yes man’, artinya saya akan selalu berkata ‘ya’ terhadap permintaan bantuan orang lain (semoga tidak demikian halnya dengan Aneta). Berhala di hati saya adalah penerimaan, dan saya akan merasa senang dan nyaman ketika orang menerima saya karena dianggap bisa memenuhi kebutuhan mereka. Namun akibatnya saya akan melakukan begitu banyak hal yang justru akan mengecewakan orang lain karena sudah menjanjikan hal yang tak dapat saya tepati. Sampai-sampai seorang teman yang melihat pola hidup saya memberikan sebuah buku berjudul “Belajar berkata Tidak tanpa merasa bersalah.”
Ayat hari ini mengajarkan kita untuk belajar berkata “tidak” pada waktunya karena itulah yang benar. Jangan merasa bersalah ketika menolak permintaan orang lain hanya karena takut dianggap egois, tidak rohani, atau tidak peduli. Yesuspun tidak memenuhi ekspektasi semua orang yang ketika itu membutuhkan uluran kasih-Nya. Ketika banyak orang mencarinya, Ia lebih memilih menyendiri untuk berdoa kepada Bapa (Mrk. 1:35-38). Dia mengerti batasan waktu, energi, dan misi-Nya. Selain itu, berkata tidak menunjukkan bahwa kita jujur dan tidak plin-plan. Jangan berkata “ya” di mulut, padahal hati menolak. Itu hanya menghasilkan kepahitan, beban, dan kelelahan rohani. Jadi, belajarlah berkata “Tidak” tanpa merasa bersalah.
Pembacaan GEMA hari ini:
Kis 22:17-23:10
Pokok Doa:
1. Berdoa bagi perekonomian bangsa dan negara kiranya dibangkitkan dan diberkati Tuhan Yesus
Bagikan
Lainnya
Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah
Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.