Dalam kehidupan sosial istilah ‘curhat’ sudah dikenal luas, merupakan singkatan dari ‘curahan hati’ yang artinya mengungkapkan hal pelik yang ada dalam hati seseorang kepada orang lain, biasanya berkaitan dengan masalah yang perlu mendapat solusi. Lebih dari sekedar hal yang nampak di permukaan, curhat menyangkut rahasia yang bisa jadi selama ini hanya diri orang tersebut dan Tuhan yang tahu. Oleh karenanya, curhat tidak disampaikan kepada sembarang orang, melainkan kepada sahabat, orang tua atau orang lain yang dianggap dekat dan bisa dipercaya. Dalam mengungkapkan isi hati, kejujuran menjadi hal mendasar dan pada akhirnya akan merasakan kelegaan.

Di jaman Hakim-Hakim, Simson curhat kepada Delila dan membeberkan rahasia kekuatannya yang seharusnya hanya ia dan orang tuanya yang tahu. Tiga jawaban Simson sebelumnya hanyalah jawaban di permukaan dan tipuan Simson belaka (ay. 4-14). Namun karena berhari-hari Delila merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak, Alkitab berkata, “… ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya. Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya ...”_ (ay. 17). Simson curhat kepada Delila dan hal itu menimbulkan kelegaan, sayangnya Simson jujur kepada pribadi yang salah.

Pemazmur Daud adalah contoh pribadi yang dekat dengan Allah sehingga ia berkata, “Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita” (Mzm. 62:9). Doanya kepada Allah bukan hanya di permukaan, namun hatinya jujur di hadapan Tuhan, mau mengakui dosa dan dikoreksi. Sebagai umat yang percaya kepada Kristus, mari alami ketenangan karena percaya Dia Pribadi yang dapat diandalkan, jujur mengakui segala dosa dan mencurahkan isi hati di hadapan-Nya. Amin.