Dalam bagian sebelumnya saudara sudah belajar tentang tidak adanya syarat dan ketentuan berlaku dalam hal mengampuni. Hal ini berarti saudara harus mengampuni dalam segala situasi. Ada pengampunan yang memang bertujuan untuk pemulihan ke dalam saja, dan ada juga yang mengarah ke luar bagi pemulihan hubungan. Kedua-duanya benar karena memang demikian Alkitab mempergunakan kata ‘pengampunan’ dengan cara yang berbeda.

Yang harus diperhatikan baik pengampunan ke dalam dan keluar bukanlah menunjuk kepada dua jenis pengampunan, akan tetapi lebih kepada dua aspek, atau dua tahapan dari pengampunan.

Pengampunan yang dari dalam harus selalu terjadi. Saudara yang tersakiti tidak mencari-cari kesempatan untuk melakukan pembalasan kepada sesama. Namun demikian untuk aspek yang kedua yaitu keluar, saudara tidak selalu bisa mewujudkannya. Orang yang saudara ampuni mungkin tidak mau berubah dan bertobat, dan untuk itu saudara tidak perlu menjadi pahit karenanya (ref. Ibrani 12:15). Namun demikian usaha untuk melakukan rekonsiliasi harus tetap diupayakan, meskipun tidak selalu bisa terwujud. Dan inilah keunikan pengampunan dari perspektif iman Kristen.

Pemulihan diri dapat terjadi ketika saudara secara sadar melakukan pengampunan. Namun demikian pengampunan Kristen lebih daripada itu. Pengampunan Kristen selalu berupaya melakukan rekonsiliasi walaupun pihak lain menolaknya. Ditengah budaya yang sangat menganggap tidak adil dengan memberikan pengampunan, dalam perspektif iman Kristen justru terjadi sebaliknya. Pengampunan Kristen justru mengupayakan sedemikian rupa untuk mengubah kecenderungan hati saudara yang menginginkan penderitaan buat mereka yang berbuat salah, menjadi hasrat yang dalam bagi kebaikan orang tersebut.

Kebencian berubah menjadi kasih, dan kasih inilah yang merupakan perwujudan tertinggi dari keadilan. Saudara bukan menginginkan pembalasan, bukan meratapi kepahitan, tetapi menegakkan hukum Allah berdasarkan kasih dan kebaikan-Nya. Kiranya Tuhan Yesus menolong saudara untuk dapat memahami dua aspek pengampunan ini. Amin.