GKMI
search

3/30/2023

Dua Buah Undangan

Amsal 9

Seberapa besarkah Tuhan? Apakah kita bisa mengerti segala kebesaran Tuhan? Atau sebenarnya Tuhan itu, seperti kodratnya, jauh lebih besar dari segala pengertian kita?

Tentunya, kalau Tuhan itu benar-benar besar, belajar setiap hari, seumur hidup kita, juga tidak cukup untuk mengerti seberapa besar Tuhan kita. Amin?

Lalu bagaimana cara kita mempelajari kebesaran Tuhan?

Dalam Lukas 18:16 (TB), Yesus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah.”

Seperti anak-anak yang polos, kita akan mencoba lari-lari, datang menghampiri. Syukur-syukur, kita akan punya kerajaan Allah. Tapi dari Amsal 9, kita lihat bahwa banyak suara panggilan untuk orang-orang seperti ini.

Suara-suara panggilan banyak, tetapi sumbernya hanya 2.

Yang pertama adalah Hikmat. Dalam Amsal 9:4 (BIMK), Hikmat memanggil. “Siapa tak berpengalaman, silakan kemari!” Lalu di ayat 6 hikmat bilang, “Tinggalkanlah kebodohan…”

Seperti Hikmat di ayat 4, Kebodohan pun memanggil kita yang polos seperti anak-anak di ayat ke-16. “Mari singgah, hai kamu yang belum berpengalaman!” Kita bisa lihat di ayat 18, bahwa kalau kita menuruti panggilan si Kebodohan ini, kita akan masuk ke dunia orang mati.

Dua suara ini mirip. Sama-sama memanggil kita yang mencoba datang kepada Tuhan seperti anak-anak yang tak berpengalaman. Lalu bagaimana kita bisa tahu mana yang harus kita turuti?

Di ayat 10 ada jawabannya. “Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.”

Kita harus takut akan Tuhan, dan mengenal Dia Yang Mahakudus.

Bukan cuma kenal, kita pertama-tama harus takut. Banyak orang merasa mengenal Tuhan, tapi hidup seperti orang yang tidak takut akan Tuhan Yang Mahakudus. Hati-hati, bisa jadi kita hanya mendengarkan Kebodohan dan bukan Hikmat.

Amsal 9 mengatakan bahwa Kebodohan menggunakan air curian dan roti yang dimakan sembunyi-sembunyi. Air dan roti dari si Kebodohan ini mirip dengan air dan roti di rumah Hikmat. Kita harus takut akan Tuhan, dan berelasi dengan-Nya, sehingga kita bisa mengerti, mana yang Hikmat, dan mana yang Kebodohan.

Apakah kita sudah takut akan Tuhan? Dan kalau sudah, apakah kita sudah kenal dengan-Nya melalui relasi dengan Yesus?

Yesus sudah mengorbankan tubuh dan darah-Nya, sehingga kita bisa menikmati persekutuan dengan Allah. Bersekutulah dengan-Nya setiap hari melalui Yesus.

Rumah Hikmat didirikan dan ditegakkan. Hidangannya disiapkan, bukan dicuri seperti Kebodohan.

Kita tidak bisa hanya menyontek pengertian. Kita harus datang langsung kepada-Nya melalui doa dan membaca Alkitab.

Semoga melalui relasi tersebut, dan dengan Hikmat yang diberi-Nya, kita bisa melihat kebesaran Tuhan lebih dan lebih lagi setiap harinya.

Amin.


Pembacaan GEMA hari ini:

Luk. 8:41-9:6


Pokok Doa:

1. Berdoa bagi para perempuan GKMI Anugerah kiranya mereka menjadi penolong yang sepadan dan berkat dimanapun mereka berada.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.