GKMI
search

8/8/2022

Ghibah ala Kristen

Yakobus 4:11-12

Shalom Bpk/Ibu/Sdr/i.

Akhir-akhir ini kita mungkin sering mendengar kata “ghibah”. Saya sendiri juga baru mengenal kosakata baru ini beberapa waktu yang lalu. Ketika saya cari artinya di Google, saya menemukan bahwa ghibah berarti membicarakan keburukan orang lain. Apakah kita boleh melakukannya atau tidak? Kalau kita lihat sekilas, Alkitab sepertinya melarang kita untuk berghibah (lih. Im. 19:16; Mzm. 101:5, Ams. 10:18). Tetapi, dalam satu kesempatan, Tuhan Yesus sepertinya juga berghibah. Dalam Matius 23:1 kita melihat Tuhan Yesus sedang berbicara kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya. Di ayat-ayat selanjutnya, Tuhan menyinggung tentang orang Farisi yang munafik dalam ritual-ritual ibadah mereka. Apakah yang Tuhan lakukan termasuk ghibah? Jika merujuk pada definisi yang Mbah Google berikan, memang Tuhan sedang berghibah. Lalu, apakah itu berarti kita juga boleh melakukannya dengan bebas?

Pertama-tama, kita harus mengingat bahwa penghakiman adalah milik Tuhan (lih. Ul. 1:17). Kita sebagai orang percaya turut mengambil bagian dalam hal penghakiman ini, terutama di dalam hal-hal spiritual (lih. 1 Yoh. 4:1). Rasul Paulus memerintahkan kepada jemaat Korintus untuk mengusir orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah mereka (1 Kor. 5:13). Dalam hal ini, tentu jemaat perlu melakukan penilaian dan pembicaraan mengenai kejahatan yang dilakukan orang-orang tertentu. Jadi, dalam kehidupan Kristen, ghibah juga diperlukan.

Kedua, kita perlu mengingat bahwa dalam memberi penghakiman kita bukan bertindak atas nama kita sendiri, tapi atas nama Tuhan. Untuk itu, ketika kita melakukan ghibah, kita tidak boleh hanya sebatas melihat menggunakan kacamata kita, tetapi kacamata Tuhan Allah, yaitu kacamata keadilan dan kasih. Kita tidak berhenti di membicarakan kesalahan yang dilakukan orang lain. Kita perlu juga membicarakan solusi bagaimana orang tersebut dapat disadarkan, ditolong, dan dipulihkan.

Ketiga, kita perlu mengingat bahwa apapun yang kita lakukan kepada saudara seiman kita sesungguhnya kita perbuat juga kepada Tuhan Yesus (lih. Mat. 25:40). Selain itu, kita patut memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan; dengan kata lain, mengasihi mereka seperti mengasihi diri sendiri (lih. Im. 19:18; Mat. 22:39; Yak. 2:8). Sehingga, dalam berghibah, kita perlu melihat tempat dan waktu. Jika ghibah kita tidak pada tempat dan waktunya sehingga akan membawa dampak negatif, maka jangan dilakukan. Jika ghibah kita memang pada tempat dan waktunya sehingga akan membawa dampak positif, maka harus dilakukan.

Kesimpulannya, ada tempat untuk ghibah dalam kehidupan sebagai orang Kristen. Hanya saja, ghibah ala Kristen harus memperhatikan prinsip-prinsip Alkitab, yaitu berghibah dalam keadilan dan kasih, serta berghibah untuk menghadirkan solusi dan pemulihan. Selamat berghibah ala Kristen. Tuhan memberkati.


Pembacaan GEMA hari ini:

Ezra 7


Pokok Doa:

1. Berdoa utk Bp. Sumarno, bersyukur utk pemeliharaan Tuhan Yesus, diberikan kesehatan, bertambah teguh imannya dan hati melimpah dengan syukur

2. Berdoa utk Kegiatan2 pelayanan di GKMI Anugerah selama seminggu ini, kiranya dapat berjalan dengan baik dan mendatangkan kemuliaan bagi nama Tuhan.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.