Dalam 1 Samuel 15, Tuhan memerintahkan Saul melalui Nabi Samuel untuk memusnahkan seluruh bangsa Amalek beserta semua milik mereka, tanpa terkecuali, sebagai hukuman atas tindakan mereka terhadap Israel di masa lalu.

Namun, Saul tidak sepenuhnya menaati perintah tersebut. Ia menyisakan Raja Agag dan memilih untuk tidak memusnahkan ternak-ternak terbaik, dengan alasan akan mempersembahkannya kepada Tuhan .Ketika ditegur oleh Samuel, Saul mencoba membela diri dengan mengatakan bahwa ia telah melaksanakan perintah Tuhan dan bahwa rakyatlah yang mengambil ternak-ternak tersebut untuk dipersembahkan . Samuel menegaskan bahwa ketaatan lebih penting daripada persembahan, dan karena Saul telah menolak firman Tuhan, maka Tuhan pun menolak Saul sebagai raja. Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa ketaatan penuh kepada perintah Tuhan adalah hal yang sangat penting. Ketika kita memilih untuk menaati sebagian dan mengabaikan sebagian lainnya, kita menunjukkan ketidaktaatan yang serius. Selain itu, mencoba membenarkan kesalahan dengan alasan-alasan yang tampaknya rohani, seperti mempersembahkan hasil ketidaktaatan kepada Tuhan, tidak dapat diterima.

Sebagai orang percaya, kita diingatkan untuk tidak hanya mendengarkan firman Tuhan, tetapi juga melaksanakannya dengan sepenuh hati. Jika kita melakukan kesalahan, penting untuk mengakuinya dengan jujur dan bertobat, bukan mencari-cari alasan atau menyalahkan orang lain. Dengan demikian, kita dapat hidup dalam ketaatan yang sejati dan berkenan di hadapan Tuhan.