GKMI
search

6/15/2024

Hati-hati dengan Hati Anak Sulung!

Lukas 15:11-32

Ciri selanjutnya dari roh “anak sulung” adalah sikapnya yang dingin terhadap orang-orang yang seperti “anak bungsu.” Anak sulung merasa dirinya hanya satu-satunya anak Bapanya. Anak sulung bahkan tidak merasa “memiliki” atau mengakui saudaranya sebagai “anak bapa” (ay. 30). Ini menjadi refleksi serius bagi kita. Orang yang hidupnya diubahkan oleh Injil sejati akan selalu merasa dirinya adalah orang berdosa yang diselamatkan oleh kasih karunia saja. Pemahaman ini akan menolong saudara untuk tidak merasa lebih baik dari orang lain, tidak dari kelompok budaya atau ras lain, tidak dari agama lain, tidak dari orang yang tidak bermoral. Saudara akan memperlakukan mereka dengan hormat karena saudara tahu bahwa moralitas saudara telah berdosa dan “jauh dari Allah” sama seperti mereka. Bukan hanya itu saudara juga akan memperlakukan orang lain dengan harapan, bukan dengan stigma “inilah orang yang tidak akan pernah bisa berubah,” karena sekarang saudara tahu bahwa semua “ jenis” orang dapat diubah oleh Allah..

Lalu ciri selanjutnya dari roh “anak sulung” adalah kurangnya keyakinan akan kasih Bapa. Anak sulung berkata, “belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku” (ay. 29). Tidak ada tarian atau kemeriahan dalam hubungan anak sulung dengan ayahnya. Selama saudara mencoba untuk mendapatkan keselamatan dengan mengendalikan Allah melalui kebaikan saudara semuanya pasti tidak “berhasil.” Hidup saudara akan penuh kecemasan, ketakutan, dan ketidakpastian dengan Allah. Tidak heran jika tidak ada keintiman dalam kehidupan doa “anak sulung” - tidak ada kegembiraan atau kedekatan - meskipun anak sulung mungkin sangat rajin “menaikkan doanya.”

Terakhir ciri dari roh “anak sulung” adalah semangat menghakimi dan tak kenal ampun. Jika saudara adalah anak sulung, saudara kekurangan dua hal yang perlu dimaafkan. Pertama, saudara tidak memiliki kerendahan hati untuk mengatakan, “Saya tidak berbeda.” Saudara malah melihat orang berdosa dan berkata, “Saya tidak akan pernah melakukan itu!” Kedua, Saudara tidak memiliki “kekayaan” emosional untuk mengatakan, “Saya sangat dikasihi dan diampuni oleh Bapa saya, apa masalah kalau saya disalah sangka atau disalah mengerti oleh-Nya?”  Kiranya renungan ini menjadi refleksi dan kalibrasi bagi hati kita menjalani hidup rohani! Hati-hati dengan hati anak sulung, sebab dengan mudah menyelinap dari hati saya, hati kita dan hati anda semuanya. Amin.


Pembacaan GEMA hari ini:

1 Raj. 14-15


Pokok Doa:

1. Berdoa untuk bus dan kendaraan pribadi yang dipakai peserta retret pada hari ini, kiranya dalam kondisi baik dan aman.

2. Berdoa bagi para pembicara (Tim Gembala, Bp. Daniel Listijabudi, dan Ibu Leonny Atmadja,) agar Tuhan memberikan hikmat, pewahyuan yang baru, dan kreatifitas dalam mempersiapkan materi. Juga untuk fasilitator SM, teens, youth, agar mereka diberikan hikmat dan kekuatan dalam membimbing peserta.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.