Hukum-hukum Allah tidak hanya untuk kemuliaan-Nya, namun juga untuk kebaikan kita. Salah satunya berkaitan dengan seksualitas: “Kamu harus menjaga hukum-hukum-Ku dan peraturan-Ku; jika seseorang melakukannya, ia akan hidup oleh mereka: Aku adalah Tuhan.” (Imamat 18:5). Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan:

Pertama, ayat ini mengingatkan bahwa hukum-hukum Allah tidak menghalangi kehidupan yang baik, tetapi merupakan rel di mana kehidupan yang baik berjalan. “Ia akan hidup olehnya” artinya hidup yang melimpah hanya ditemukan dalam ketaatan yang sungguh terhadap hukum-hukum yang bijaksana dan kudus dari Tuhan Pencipta kita.

Kedua, ayat ini memberitahu Allah bukanlah sosok yang menentang seks; menentang kesenangan, dsb. Namun, dalam kapasitasnya sebagai Pencipta yang tak terhingga kebijaksanaanNya, Allah tahu bahwa kenikmatan apapun memerlukan batas.

Ingatlah “apa pun yang Anda inginkan, sebanyak apapun, kapan pun, dengan siapa pun Anda inginkan” terhadap kenikmatan tersebut akan selalu merugikan diri sendiri dan orang lain dengan cara tertentu. Hidup yang dikendalikan oleh cinta yang tak terkendali terhadap kenikmatan adalah hidup yang menghancurkan. Allah ingin Anda menikmati kenikmatan seksual, dan Dia ingin kehidupan seksual Anda berkembang, tetapi Dia tahu hal ini hanya akan terjadi ketika Anda menyerahkan keinginan seksual itu dalam koridor perintah-perintah bijaksana-Nya.

Hari ini kita hidup dalam budaya yang memuja budaya seksual. Budaya seksual yang mengizinkan hubungan kapan saja, di mana saja, dan dengan siapa saja, tidak akan membawa kita ke tempat yang baik. Bombardir yang begitu mengagungkan preferensi pribadi secara spontan telah menabrak realitas biologis dan relasional.

Imamat 18:5 juga mengingatkan Anda pada satu hal terakhir. Sebagai orang berdosa yang lemah dan tersesat, Anda tidak memiliki kekuatan sendiri untuk mencintai Allah dan hukum-Nya lebih dari Anda mencintai kenikmatan pemenuhan seksual.

Harapan Anda untuk hidup kudus dalam bidang ini terletak pada Allah yang di dalam Yesus, yang telah merekonsiliasi Anda dengan diri-Nya. Allah juga menganugerahkan Roh-Nya kepada Anda untuk menuntun, menegur, dan memberdayakan, sehingga Anda dapat mengetahui sukacita hidup yang baik, yaitu hidup sesuai dengan cara yang dirancang oleh Pencipta bagi Anda untuk hidup. Amin.