GKMI
search

8/17/2022

Hukuman atau Ujian

Ayub 2:10b

Mengapa ada penderitaan? Mengapa TUHAN ijinkan kesulitan itu datang? Jika kita sudah mempercayai TUHAN dan melakukan semua kehendak dan FirmanNYA, mengapa kita masih harus berjuang dalam kehidupan? Bukankah seharusnya berkat dan mujizat, kemudahan, dan kemuliaan yang mengiring jalan hidup kita? Bukankah janjiNya berkata: setiap tempat yang diinjak oleh kaki kita akan diberikan kepada kita (Yos 1:3), tidak ada seorangpun yang akan bertahan mengadapi engkau (Yos 1:5), semua perjalanan kita akan berhasil dan beruntung (Yos 1:8), kita akan memasuki rumah yang penuh berisi berbagai barang baik yang tidak kita isi (Yos 6:11), kota kota besar yang tidak kita dirikan (Yos 6:10). Bukankah semua itu janjiNYA? Lalu mengapa kita yang hidup setia dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari jalan TUHAN, kok malah mengalami penderitaan dan keterpurukan.

Alkitab sesungguhnya sudah menjelaskan bahwa tidak semua penderitaan itu hukuman dari TUHAN. Adakala penderitaan itu adalah ujian iman untuk kita bisa naik ke level berikutnya. Ini memang mudah untuk dikatakan namun amat berat untuk dijalani. Tidak semua orang kuat menjalaninya. Tanpa pertolongan Tuhan kita tak akan mampu melewatinya.

Hari ini kita akan belajar dari Ayub. Ayub dikenal sebagai orang yang saleh dan benar dimata TUHAN. Ia bahkan bergaul karib dengan TUHAN sejak masa mudanya (Ayub 29:4). Tetapi Ayub diijinkan Tuhan mengalami ujian iman yang begitu berat untuk naik level. Saat menjalani ujian iman itu, Ayub seperti orang yang sedang kena kutuk. Semua kemegahannya sirna, hartanya lenyap, bahkan semua anak-anaknya meninggal dalam waktu yang bersamaan. Belum lagi tubuhnya mengalami penyakit kulit yang aneh. Ia kini jadi bahan gunjingan orang dan dijadikan contoh bagi orang yang berdosa besar kepada Tuhan. Bahkan dalam kitab Ayub, seolah Ayub menjadi korban pertarungan ego antara TUHAN dengan Setan. Sehingga dalam kesesakan yang sangat itu, ia berteriak, “Aku berseru minta tolong kepada-Mu, tetapi Engkau tidak menjawab; aku berdiri menanti, tetapi Engkau tidak menghiraukan aku. Engkau menjadi kejam terhadap aku, Engkau memusuhi aku dengan kekuatan tangan-Mu." (Ayub 30:19-20).

Sungguh ini adalah pergumulan teologis yang tidak gampang untuk dicerna oleh akal manusia yang terbatas. Tidak mudah menghadapi kenyataan penderitaan, apalagi jika kita sudah melakukan semua bagian kita dengan baik dan setia. Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan apabila kita mengalami penderitaan dan keterpurukan. Bagaimana sikap kita jika berada di posisi tersebut. Hadapi dengan iman dan pengharapan, sehingga kita bisa melihat hal-hal yang positif dalam setiap peristiwa kehidupan. Sebab jika IA menguji, pastilah IA akan mendampingi. IA adalah Bapa yang penuh kasih dan hatiNya tak akan tega membiarkan anak-anakNya menderita. Baca Yeremia 31:20 yang berkata: "Anak kesayangankah gerangan Efraim bagi-Ku atau anak kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus-putusnya Aku terkenang kepadanya; sebab itu hati-Ku terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku akan menyayanginya, demikianlah firman TUHAN."

Hati Allah Bapa itu lembut karena itu Ia tidak akan membiarkan saya dan saudara dicobai melampaui kekuatan kita. Pada waktu kita dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kita dapat menanggungnya (I Kor 10:13). Ini adalah pemahaman iman yang (nampaknya) rentan namun utuh dalam memahami kehendak Tuhan dalam kehidupan kita, amin.


Pembacaan GEMA hari ini:

Est 1-3


Pokok Doa:

1. Berdoa untuk Sdr. Tinus Riyanto, bersyukur untuk pemeliharaan Tuhan Yesus, diberikan kesehatan, diberkati pelayanan dan pekerjaannya.

2. Berdoa utk acara Grace Elderly School pada hari ini, di Marina Kitchen Ancol, kiranya dapat berlangsung dengan baik dan para opa dan oma yang ikut dapat bersukacita.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.