8/14/2023
Iman Melalui Kesetiaan
Ruth 1:16 - “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: sebab kemana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam, bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku.”
Salah satu narasi / cerita di Perjanjian Lama yang saya sukai ialah Rut. Rut adalah seorang perempuan Moab yang menikah dengan pria Yahudi bernama Kilyon. putera dari Elimelekh dan Naomi yang menetap di daerah Moab sebagai orang asing (ay. 2). Perjalanan spiritualnya yang terangkum hanya dalam 4 pasal ini mengajarkan kepada kita begitu banyak hal, diantaranya mengenai iman yang diwujudkan melalui kesetiaan.
Kesetiaan Rut diuji ketika suami, saudara suaminya, juga ayah mertuanya meninggal (ay. 3-5) sehingga yang tersisa hanyalah dirinya, Orpa iparnya dan Naomi mertuanya. Masalah bertambah pelik oleh karena Naomi tidak punya anak lelaki lain untuk menjadi suami Rut oleh karena hukum taurat Musa dalam Ulangan 25:5 berbunyi, “Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi isterinya dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar”. Itulah sebabnya bagi Orpa dan Rut hanya ada 2 pilihan: ikut Naomi kembali ke Israel dengan resiko menjanda seumur hidup atau meninggalkan Naomi atau kembali ke Moab dan membangun keluarga baru. Naomi, sang mertua justru menganjurkan mereka berdua untuk kembali ke Moab, dan hal inilah yang kemudian dilakukan oleh Orpa, kakak ipar Rut. Keputusan ini tentu bisa dipahami, oleh karena pulang ke Moab lebih menguntungkan dan menjanjikan bagi masa depan perempuan muda seperti mereka.
Lalu, bagaimana dengan Rut? Rut memilih untuk tetap mengikuti mertuanya kembali ke Betlehem (ay. 19). Perkataan Rut, “bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku” bukanlah sekedar kesetiaan seorang menantu kepada mertuanya, namun komitmen dari seorang wanita keturunan Moab, bangsa yang tidak mengenal Allah untuk setia dan menyembah Allah Israel yang disembah oleh Naomi. Rut rela mengesampingkan segala ketidakpastian akan masa depannya, termasuk menjanda seumur hidup demi hatinya tetap berpaut kepada Allah. Inilah iman yang bisa kita teladani dari Rut. Iman yang ditunjukkan melalui kesetiaannya bukan hanya kepada Naomi, namun kepada Allah. Allah tidak menutup mata, Ia memperhitungkan kesetiaan Rut hingga pada akhirnya Ia menyediakan Boas, saudara Naomi sebagai suami Rut. Lebih mengagumkan lagi, Rut masuk dalam silsilah nenek moyang Yesus Kristus (Mat. 1:5).
Ketika nampaknya tidak ada lagi hal di sekeliling, termasuk orang-orang di sekitar yang dapat kita andalkan, kita perlu menguatkan iman kita untuk setia kepada Tuhan. Kesetiaan Rut yang ia tunjukkan kepada keluarga, terlebih kepada Allah menjadi teladan bagi kita bahwa kepahitan hidup yang mereka alami oleh karena keputusan yang tepat untuk tetap beriman dan setia kepada Allah di dalam Yesus Kristus, sanggup Ia ubahkan menjadi indah pada akhirnya. Amin.
Pembacaan GEMA hari ini:
1 Kor. 9:1-19
Pokok Doa:
1. Bersyukur atas pemeliharaan dan berkat Tuhan Yesus bagi setiap jemaat.
Bagikan
Lainnya
Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah
Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.