Kita sering merasa bimbang terhadap keputusan yang sudah kita buat. Ketika ada situasi atau pendapat lain yang muncul, kita cenderung mempertimbangkan ulang dan bahkan mengubah keputusan tersebut. Ini adalah sikap yang kurang baik dan perlu saya perbaiki.

Bagian ini mencatat tiga percakapan Yesus dengan orang-orang yang ingin mengikut-Nya. Setiap respons Yesus mengungkapkan bahwa mengikuti Dia bukanlah keputusan yang bisa diambil dengan setengah hati, melainkan membutuhkan komitmen penuh dan kesediaan untuk mengutamakan panggilan Tuhan di atas segalanya.

Tuhan Yesus mengundang orang-orang untuk mengikuti-Nya. Ini adalah sebuah undangan yang luar biasa, tetapi sayangnya banyak alasan yang dilontarkan untuk menolak. Ada yang berkata ingin menguburkan ayahnya terlebih dahulu (Lukas 9:59), ada pula yang ingin berpamitan dengan keluarganya lebih dulu (Lukas 9:61). Sekilas alasan ini tampak masuk akal dan menunjukkan rasa hormat pada keluarga. Maksud Yesus bukanlah untuk mengabaikan tanggung jawab keluarga, tetapi untuk menunjukkan bahwa panggilan Tuhan harus menjadi prioritas utama.

Alasan ini adalah bentuk penolakan halus terhadap panggilan-Nya. Ungkapan "menoleh ke belakang" yang disampaikan oleh Tuhan Yesus menggambarkan keraguan, ketidakkonsistenan, dan penolakan untuk sepenuhnya mengikuti-Nya.

Mengapa Tuhan Yesus menekankan bahwa sikap ini tidak layak? Karena Dia menginginkan penyerahan penuh dari mereka yang merespons panggilan-Nya. Wajar jika kita merasa khawatir, tetapi Tuhan telah berjanji untuk menjaga kita dan memberikan ketenangan dalam penyertaan-Nya. Sebaliknya dari "menoleh ke belakang" adalah terus memandang ke depan – menatap kepada Tuhan, tetap setia, dan mengikuti-Nya dengan sepenuh hati hingga kita bertemu dengan-Nya muka dengan muka.

Tuhan memanggil kita untuk berjalan bersama-Nya tanpa ragu dan tanpa menoleh ke belakang. Mari kita setia dalam panggilan ini dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya.