GKMI
search

6/23/2025

Kasih di Atas Pengetahuan

1 Korintus 8

Seorang teman saya yang bekerja sebagai guru pernah membagikan pengalamannya yang menarik. Ia mengira bahwa dengan menyiapkan rencana pembelajaran yang matang di awal tahun, maka ia cukup menggunakannya kembali pada tahun-tahun berikutnya—cukup salin dan tempel, begitu pikirnya. Namun ternyata, kenyataan berkata lain. Setiap tahun ia merasa perlu memperbarui dan menyesuaikan silabusnya. Murid-murid berbeda, kondisi kelas berubah, dan dinamika belajar tidak pernah sama. Dari sanalah ia sadar: pengetahuan manusia selalu terbatas, tidak pernah final.

Semakin kita belajar, semakin kita disadarkan bahwa masih banyak yang belum kita ketahui. Pengetahuan yang sejati justru membuat kita rendah hati, bukan sombong. Namun sayangnya, tidak jarang orang yang merasa tahu banyak justru terjebak dalam kesombongan rohani. Mereka lupa bahwa Tuhan lebih menghargai kasih yang membangun daripada pengetahuan yang hanya membanggakan diri sendiri.

Inilah pesan penting yang disampaikan oleh Rasul Paulus dalam 1 Korintus 8. Ia menyoroti isu yang saat itu cukup sensitif: makan daging bekas persembahan berhala. Bagi mereka yang sudah kuat dalam iman dan memiliki pemahaman yang baik, hal ini bukanlah masalah besar. Mereka tahu bahwa berhala tidak memiliki kuasa apa-apa, dan bahwa daging itu hanyalah makanan biasa. Namun tidak demikian bagi orang-orang yang baru mengenal Kristus. Bagi mereka, makan daging persembahan masih dianggap sebagai sesuatu yang najis atau berdosa. Dalam situasi seperti ini, Paulus menegaskan bahwa kasih harus diutamakan di atas pengetahuan.

Pengetahuan memang penting. Kita dipanggil untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan. Tapi pengetahuan yang tidak disertai kasih bisa melukai dan menjatuhkan orang lain. Maka ketika kita dihadapkan pada perbedaan keyakinan atau tingkat pertumbuhan iman, mari kita belajar untuk tidak memaksakan pemahaman kita. Kita bisa saja benar secara doktrin, tetapi menjadi batu sandungan bagi saudara kita yang masih lemah dalam iman.

Kasih yang sejati mengarahkan kita untuk bertanya: "Apakah tindakan saya akan membangun atau justru melukai sesama saya?" Jika jawabannya adalah melukai, maka meskipun kita merasa benar, lebih baik kita menahan diri. Menjaga hati nurani orang lain, terutama mereka yang baru mengenal Kristus, adalah bentuk kasih yang berkenan di hadapan Allah.

Jadi, mari kita terus belajar dan bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan, tetapi jangan lupa untuk selalu membungkus pengetahuan itu dengan kasih. Sebab kasih membangun, sedangkan pengetahuan bisa membusungkan dada. Dan yang paling penting di mata Tuhan bukan seberapa banyak kita tahu, melainkan seberapa besar kita mengasihi.


Pembacaan GEMA hari ini:

Kis 15:32-16:15


Pokok Doa:

1. Berdoa bagi Gereja-gereja dan Lembaga Misi khususnya di Indonesia, kiranya Tuhan memberi kearifan dalam pelaksanaan pelayanan Pekabaran Injil untuk menjangkau lebih banyak orang.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.