Kata “berkuasa” memiliki pengertian yang memiliki kekuasaan, punya wewenang, punya hak atas segala sesuata, dapat menentukan sesuai apa yang dikehendaki. Seringkali orang yang berkuasa ini tidak peduli terhadap orang lain. Apakah itu menyakitkan, merugikan, atau merendahkan orang lain? Hal ini terjadi dalam kehidupan setiap kita, baik dalam dunia pekerjaan, maupun dalam pelayanan gereja sekalipun. Orang yang berkuasa dapat semaunya dan seenaknya menggunakan kekuasaannya sesuai keinginannya tanpa peduli terhadap pihak lain. Dari bacaan Firman Tuhan hari ini, kita melihat Allah yang maha kuasa, berkuasa, namun peduli terhadap manusia yang hina.

Kekuasaan-Nya terlihat begitu jelas. Dikatakan bahwa langit dijadikan oleh-Nya, air laut dapat dikumpulkan oleh-Nya, bahkan samudera dapat disimpan dalam sebuah wadah. Ketika Dia memberikan perintah, maka semuanya akan jadi. Jika dibandingkan dengan kuasa raja atau pahlawan, maka kekuatan Tuhan tidak ada batasnya. Menariknya, Tuhan begitu berkuasa, namun Dia tidak bertindak sewenang-wenang ataupun menyalahgunakan kuasa-Nya. Justru, Dia peduli terhadap ciptaan-Nya.

Di ayat 13, dikatakan bahwa Tuhan memandang dari surga untuk melihat anak-anak manusia. Pemazmur menggambarkan bahwa Tuhan merupakan sumber pengharapan bagi manusia. Itu sebabnya kita diajak untuk bersyukur dan memuji Tuhan, karena Tuhan yang penuh kuasa tetap peduli pada kita yang lemah.

Allah yang sangat berkuasa begitu peduli terhadap kita, dan Dia menjadi sumber pengharapan kita, maka sebagai orang percaya, kita harus memiliki kepedulian terhadap sesama, dan tidak bertindak sesuka hati kita. Jika kita diberikan kuasa, marilah hak itu digunakan dengan baik dan untuk memberkati sesama. Amin.