GKMI
search

9/8/2022

Kemurahan Hati Perempuan Sunem

2 Raja-raja 4:8-10

Siapa sih yang belum pernah mendengar kisah Nabi Elisa dan Perempuan Sunem? Semasa hidupnya Nabi Elisa hanya pernah membangkitkan satu orang dari kematian, yaitu anak dari perempuan Sunem ini. Dari sudut pandang manusia, bisa dibilang Nabi Elisa melakukan itu dalam rangka balas budi karena perempuan Sunem ini sangat bermurah hati kepada Elisa. Seperti apa kemurahan hati perempuan Sunem ini?

Dari bacaan kita hari ini, kita dapat melihat kemurahan hati perempuan Sunem ini di dalam bentuk keramahtamahan (hospitality). Tidak mudah menjadi orang yang ramah-tamah bagi orang lain. Pertama-tama, kita harus memiliki kepekaan. Perempuan Sunem ini memiliki kepekaan yang luar biasa. Dia dapat melihat kebutuhan pelayanan seorang nabi yang banyak melakukan perjalanan dalam pelayanannya. Dia mengusulkan kepada suaminya untuk membuat kamar dengan perabot lengkap untuk tempat Elisa bermalam setiap kali dia melewati kota Sunem. Dengan demikian, Elisa dapat beristirahat dan melakukan pekerjaannya dalam kamar itu.

Kedua, kita harus siap sedia 24/7. Bayangkan menerima tamu untuk menginap di rumah Anda dan Anda harus memikirkan kebutuhan tamu ini, mulai dari sarapannya, makan siangnya, makan malamnya, tempat tidurnya, mandinya, dan seterusnya. Belum lagi kalau di tengah malam ada keperluan mendadak. Perempuan Sunem ini siap melayani hamba Tuhan yang menginap di rumahnya. Dengan membuat satu kamar khusus bagi Elisa, dia harus siap sedia kapan saja Elisa mau datang dan siap sedia melayani tamunya tersebut.

Ketiga, kita butuh kerelaan untuk berkorban. Tidak mudah membuka pintu rumah kita bagi tamu. Kita harus rela mengorbankan privacy kita, waktu kita, tenaga kita, uang kita, dan seterusnya. Dalam 2 Raja-raja 4:13 dicatat bahwa perempuan Sunem ini sudah sangat bersusah-susah demi Elisa dan bujangnya. Artinya, dia sudah mengorbankan banyak hal demi tamunya ini.

Menurut saya, kemurahan hati dalam bentuk keramahtamahan adalah bentuk kemurahan hati yang tertinggi karena menuntut pengorbanan semua yang kita miliki seperti yang sudah saya sebutkan tadi. Apalagi kalau keramahtamahan ini ditujukan kepada orang asing. Mungkin mudah untuk ramah kepada kerabat atau teman dekat kita. Tetapi kalau kita lihat ke dalam Alkitab, justru keramahtamahan terhadap orang asing itu yang wajib hukumnya (lih. Kej. 18:1-5, 24:28-32; Im. 19:34; Ul. 10:18-19, 27:19; Ay. 31:32; Mzm. 146:9; Za. 7:10). Mari kita belajar menunjukkan kemurahan hati melalui keramahtamahan, dengan membuka pintu rumah kita bagi tamu dan orang asing, serta melayani mereka seperti yang tradisi Mennonite juga tekankan: Iman Injili yang murni takkan tidur—yang telanjang diberi sandang, yang susah dihiburkan, yang lapar diberi makan, dan orang asing ditampung. Tuhan memberkati kita semua.


Pembacaan GEMA hari ini:

Yes. 1-2


Pokok Doa:

1. Berdoa utk Kel. Bp. William Amry Muliate bersama Ibu Melliany Wijaya dan anak2nya, bersyukur utk pemeliharaan Tuhan Yesus, diberikan kesehatan, diberkati pekerjaannya.

2. Berdoa utk upaya pemerintah pusat dan daerah di dalam penanganan pemulihan ekonomi serta antisipasi musim penghujan.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.