GKMI
search

6/24/2025

Kesaksian yang Benar

3 Yohanes 1:9–14

Dalam sebuah proses pengadilan, kehadiran saksi sangat penting untuk menemukan kebenaran. Namun sayangnya, tidak semua saksi bersuara jujur. Ada kalanya orang memberikan kesaksian yang tidak sesuai kenyataan, entah karena tekanan, keuntungan pribadi, atau keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Kesaksian palsu seperti ini bisa mengaburkan kebenaran dan membuat segala proses menjadi berbelit-belit. Tapi hakim yang bijak tentu tahu—melalui pertimbangan yang matang dan berbagai konfirmasi—mana yang benar dan mana yang tidak.

Dalam surat ketiganya, Rasul Yohanes menyinggung perihal seseorang bernama Diotrefes, yang dikenal karena perilakunya yang jahat dan suka menyombongkan diri. Ia menolak otoritas para rasul, menolak menerima saudara-saudara seiman, bahkan menghalangi orang lain yang ingin berbuat baik. Melihat hal itu, Yohanes tidak tinggal diam. Ia menegaskan kepada Gayus agar tidak meniru yang jahat, sebab segala yang jahat tidak berasal dari Allah.

Namun Yohanes tidak hanya menegur, ia juga menguatkan. Setelah menyebut Diotrefes, Yohanes lalu menunjuk pada sosok yang berbeda: Demetrius. Sosok ini hidup benar dan memiliki kesaksian yang baik dari semua orang. Bukan hanya dari satu dua orang, tetapi dari banyak saksi, termasuk Yohanes sendiri. Dalam hal ini, Yohanes tidak sedang mengada-ada. Kesaksiannya tentang Demetrius didukung oleh banyak orang, dan terlebih lagi, sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Ini menunjukkan bahwa kesaksian yang benar akan menyatakan terang, bukan hanya untuk membela kebaikan, tetapi juga menjadi teladan bagi orang lain.

Kesaksian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang percaya. Bukan hanya kesaksian pribadi tentang kebaikan Tuhan, tetapi juga kesaksian kita terhadap sesama. Apa yang kita sampaikan tentang orang lain mencerminkan integritas hati kita. Apakah kita berkata jujur? Apakah motivasi kita murni? Atau justru kita tergoda menyampaikan hal yang dilebih-lebihkan demi pujian, atau malah dikurang-kurangi karena iri hati?

Marilah kita belajar untuk menjadi saksi yang benar. Saksi yang membawa damai, membangun, dan memuliakan Tuhan. Dalam memberikan kesaksian, baik tentang apa yang Tuhan lakukan dalam hidup kita maupun tentang kebaikan orang lain, kiranya kita melakukannya dengan hati yang bersih, bukan untuk mendapat perhatian atau sanjungan, melainkan agar nama Tuhan ditinggikan.

Yohanes mengingatkan bahwa meskipun ada orang yang jahat dalam jemaat, masih ada banyak orang yang hidup dalam kebenaran. Dan merekalah yang harus menjadi teladan kita. Maka, jangan lelah berbuat baik. Jangan putus asa karena adanya ketidakadilan atau fitnah. Teruslah hidup dalam kebenaran dan biarlah hidup kita menjadi kesaksian yang jujur dan terang di tengah dunia yang gelap.


Pembacaan GEMA hari ini:

Kis 16:16-40


Pokok Doa:

1. Doakan untuk proses pemilihan majelis 2026-2028 kiranya berjalan dengan baik.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.