Makanan fisik yang Tuhan sediakan adalah gambaran visual dan pengingat tentang bagaimana Dia memberi makan secara rohani dengan nutrisi dari kasih karunia-Nya. Saya suka memasak. Saya kagum bagaimana Allah memberkati kita dengan kenikmatan dari berbagai macam buah, sayuran, dan daging yang hampir tak ada habisnya. Saya menyukai variasi rasa, tekstur, dan aroma. Saya menyukai rempah-rempah, yang masing-masing menambahkan lapisan rasa yang menarik pada makanan apa pun yang digunakan. Makanan melambangkan kemurahan hati dan kasih Tuhan.

Keluaran 16 memberi kita contoh sejauh mana komitmen Allah untuk menyediakan anak-anak-Nya dengan makanan fisik yang mereka butuhkan. Dengan kekuatan yang luar biasa Allah menyediakannya. Umat Israel, saat itu berada di padang gurun berada dalam keadaan panik. Mereka bertanya-tanya di mana mereka akan mendapatkan makanan untuk dimakan, dan mereka menggerutu kepada Musa akan lebih baik bagi mereka untuk mati di Mesir karena setidaknya di sana mereka telah menikmati banyak makanan yang baik.

Tuhan mendengar keluhan mereka dan menjawab: “Lihatlah, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit bagimu, dan bangsa itu akan keluar dan mengumpulkan makanan untuk sehari, supaya Aku dapat menguji mereka, apakah mereka hidup menurut Taurat-Ku atau tidak. Pada hari keenam, ketika mereka menyiapkan apa yang mereka bawa, itu akan menjadi dua kali lipat dari apa yang mereka kumpulkan setiap hari” (Kel. 16:4-5).

Bayangkan betapa agungnya penyediaan ini. Bayangkan roti yang muncul di tanah setiap hari seperti embun. Sungguh gambaran yang luar biasa tentang penyediaan kasih karunia, bahkan bagi orang-orang yang tidak beriman dan tidak puas. Bodohnya justru ada orang-orang yang terus berharap untuk kembali ke dalam perbudakan, padahal mereka telah dibebaskan oleh anugerah Allah yang memerdekakan dan dicukupkan oleh kasih-Nya yang murah hati.

Kenyataan ini menjadi penunjuk pada penyediaan roti yang paling utama dari Tuhan. Apa itu? Yesus adalah roti turun dari surga (Yohanes 6:32-35). Hanya di dalam Dia saja kebutuhan rohani kita sekalian terpuaskan. Hanya Dia yang dapat memberikan kehidupan dan kekuatan bagi jiwa kita. Mari, dengan rasa syukur mengingat di dalam Yesus kita sekalian diberi makan, bukan karena kita layak mendapatkannya, tetapi karena kita sekalian adalah objek yang dipilih dalam kasih karunia-Nya yang setia dan murah hati. Amin.