Doa merupakan persatuan dari kehendak kita, kemauan kita, yang disesuaikan dengan kehendak Allah. Doa penting sekali, tetapi Alkitab dengan jujur mengatakan kepada kita, bahwa kita sebenarnya tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Ini jujur sekali. Siapa yang mengetahui bagaimana seharusnya berdoa? Doa kita seringkali dipenuhi dengan permintaan bahkan meminta menurut kemauan kita sendiri. Dalam berdoa kita mau supaya Tuhan menyesuaikan dengan kehendak kita.

Seorang pendeta pernah menceritakan suatu cerita tentang sepasang suami-istri di provinsi Shantung, Cina. Suami-istri ini hidup dari menjual kain dengan berkeliling, karena mereka tidak mempunyai toko. Setiap akhir tahun mereka mempunyai kebiasaaan berlutut di hadapan Tuhan dan berdoa. Suatu kali si suami berdoa "Oh Tuhan, saya berterima kasih kepadaMu, karena Engkau sudah memberkati kami sehingga untung 100 bal kain. Tuhan, saya minta tahun depan beri saya keuntungan 200 bal kain." Sebelum doanya selesai si istri memotong, "Tuhan, jangan dengar doa suami saya, dengar doa saya. Kalau tahun ini Tuhan beri keuntungan 100 bal kain, tahun depan juga sama, 100 bal saja cukup." Si suami menegur sang istri, "Saya belum amin, kenapa kamu ikut campur, kita akan susah kalau cuma mendapat 100 bal kain." Tetapi si istri tidak peduli, ia melanjutkan doanya, "Tuhan, pokoknya doaku saja yang didengar. Jangan beri 200 bal. Kalau Engkau beri 100 bal ia akan tetap setia dan mencintai saya. Kalau 200 bal jangan-jangan nanti ia akan kawin lagi." Inilah doa orang dunia, kedua-duanya berdoa untuk mencari keuntungannya sendiri, bukan mencari kehendak Tuhan dan kerajaanNya.

Apakah doa kita sudah sesuai dengan kehendak Tuhan? Apakah kita berdoa dengan pengertian akan apa yang dikehendaki oleh Tuhan? Alkitab dengan terus terang berkata kepada kita bahwa kita sebenarnya tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa. Apa yang kita doakan? Bagaimana kita harus mendoakannya? Kita sendiri tidak tahu. Kedua ayat di atas menjelaskan bahwa kita sebenarnya tidak tahu bagaimana harus berdoa. Itulah sebabnya Roh Kudus diberikan menjadi Penolong kita masing-masing, untuk menolong kita berdoa, menolong kita menguatarakan hati kita sepenuhnya kepada Tuhan menurut kehendak Tuhan. Dan sebelum ayat ini selesai dikatakan, Roh Kudus mengetahui bagaimana berdoa bagi kita. Dia berdoa menurut kehendak Allah bagi orang-orang suci. Dalam keadaaan demikian kita melihat hubungan antara doa dan Roh Kudus. Bukan doa kita yang menggerakkan Roh Kudus, melainkan sebaliknya Roh Kudus menggerakkan roh kita untuk berdoa. Roh Kudus yang berdoa bagi kita sesuai dengan kehendak Allah yang menerima doa kita. Roh Kudus menolong kita berdoa karena Ia mengetahui isi hati Tuhan. Kiranya Tuhan memperbarui, dan mengarahkan kebenaran di dalam hidup doa kita masing-masing, amin.