GKMI
search

8/24/2022

Memberkati Kota

Yeremia 29:4-7

Jemaat sekalian,

Tentu kita memahami ayat ini konteksnya adalah surat dari nabi Yeremia kepada orang-orang Yehuda yang saat itu ada di dalam pembuangan Babel. Surat ini ditulis oleh nabi Yeremia, tetapi ini adalah perkataan Tuhan sendiri, atau kehendak Tuhan bagi orang-orang Yehuda pada waktu itu. Kita bisa menggambarkan situasi orang-orang Yehuda pada waktu itu penuh dengan keputusasaan oleh karena meraka sudah tercabut dari tanah kelahiran mereka Yerusalem dan dibawa ke negeri Babel yang notabene adalah negeri asing, bahkan negeri musuh. Oleh karena itu mereka ada di sekitar lingkungan orang-orang yang tidak mengenal Allah, hidup dengan menyembah dewa-dewa asing. Oleh karena itu bisa dibayangkan saat ini mereka dalam kondisi yang sangat sulit.

Tetapi menarik sekali firman Tuhan melalui nabi Yeremia memberikan sebuah dorongan kepada orang-orang Yehuda untuk mereka tidak sekedar berputus asa atau berdoa untuk segera kembali ke Yerusalem, tetapi justru Tuhan memerintahkan mereka sesuatu yang berbeda. Ayat nas kita (ay. 7) berkata, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Dengan kata lain, di tengah bangsa yang jahat itu Tuhan justru memerintahkan kepada orang Yehuda untuk mengupayakan kesejahteraan kota dimana mereka berada, yaitu Babel.

Jemaat sekalian, kesejahteraan berbicara mengenai ‘syalom’ atau damai sejahtera. Damai sejahtera tidak sekedar berbicara mengenai kondisi dimana tidak ada konflik, tetapi kondisi dimana ada berkat Tuhan yang bisa Ia berikan kepada orang-orang pada waktu itu. Dengan kata lain, orang-orang Yehuda harus mengupayakan agar di kota atau negara musuh mereka Babel itu menjadi negara yang mengalami damai sejahtera Tuhan. Bukankah ini nampaknya hal yang tidak masuk akal ? Ketika kita berada dalam situasi yang nampaknya tidak mendukung, entahkah itu pemerintahan yang korup, lingkungan masyarakat yang membenci Kekristenan, mereka yang hidup jahat, bukankah justru kita berharap Tuhan menghukum mereka ? Atau ketika kita ada di lingkungan kerja yang nampaknya rasis, bukankah kita berharap bahwa kita akan secepatnya saja meninggalkan tempat itu ? Tetapi justru melalui ayat ini kita belajar bahwa di manapun Tuhan menempatkan saudara dan saya, meskipun tidak ideal, bahkan sekeliling kita dipenuhi orang-orang yang melawan Tuhan, hidupnya jahat, maka seharusnya kita tidak berdiam diri atau mengutuk kota itu. Tetapi apa yang perlu kita lakukan ? mengupayakan kesejahteraan.

Dengan cara apa orang-orang Yehuda diminta mengupayakan kesejahteraan (ay. 5) ?

1) Dirikanlah rumah untuk kamu diami,

2) Buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya,

3) Ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan.

Ini adalah 3 hal berbeda yang memiliki kesamaan, yakni permanen. Rumah berbicara mengenai sebuah tempat yang permanen, berbeda dengan tenda yang mudah dibongkar pasang. Demikian pula kebun berbicara mengenai berbagai jenis tanaman yang membutuhkan tempat / lahan tertentu, sedangkan keluarga adalah institusi yang seterusnya. Demikian pula ketiga hal ini berbicara mengenai proses / waktu. Untuk mendirikan rumah tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar, untuk membuat kebun perlu waktu tanaman itu bertumbuh dari sebuah benih sampai memberi hasil yang bisa kita nikmati. Demikian pula ketika kita membangun sebuah keluarga, untuk menghasilkan keturunan tentu tidak sehari, dua hari. Isteri perlu menjalani kehamilan selama 9 bulan, demikian pula waktu yang begitu panjang untuk mendidik anak.

Artinya adalah ketika Tuhan meminta kita mengupayakan sesuatu, maka perlu konsisten, permanen, waktu, proses yang tidak sebentar. Meskipun nampaknya apa yang kita perjuangkan, apa yang kita upayakan untuk kesejahteraan kota dimana kita berada nampaknya hasilnya sangat minim, tetapi yakinlah bahwa ketika kita mengupayakan hal itu, maka Tuhan yang akan memberkati tempat dimana kita berada. Tuhan yang akan menghadirkan syalom Tuhan di keluarga, di lingkungan kerja, bahkan kota dimana kita berada. Maukah kita ? Tuhan siap memberkati kota melalui kita. Amin.


Pembacaan GEMA hari ini:

Ayub 12-15


Pokok Doa:

1. Berdoa utk Kel. Bp. Tjendro Hartono bersama Ibu Vivi dan anak2nya, bersyukur utk pemeliharaan Tuhan Yesus, diberikan kesehatan, diberkati pekerjaan dan pelayanannya.

2. Doakan untuk para lansia di gereja kita kiranya Tuhan Yesus memberikan damai sejahtera dalam menjalani keseharian serta semangat untuk terus menjadi berkat serta teladan iman bagi orang disekitarnya.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.