10/26/2023
Meragukan Tuhan
Mzm. 73:13-14
Bapak/ibu, saya kira kebanyakan dari kita, pasti pernah mengalami yang namanya ragu-ragu. Kalau kita bentar lagi akan mengikuti pemilu capres & cawapres yang lagi panas-panasnya, kita mungkin akan ragu terhadap janji-janji manis yang ditawarkan, apalagi sama calon yang jadi spesialis lip service. Kita masih bisa ragu terhadap orang yang wujudnya bisa kita liat, dan bahkan track recordnya masih dapat kita lacak.
Tapi bagaimana dengan Tuhan yang tidak bisa kita lihat dan hanya bisa kita lacak melalui Alkitab? yang itu pun masih banyak misteri dan belum tersingkap seutuhnya, dan mungkin memang tidak akan pernah tersingkap, mungkinkah kita tidak merasa ragu kepada Allah yang spt ini? Dan bagaimana kita dealing, seandainya kita ragu akan janji-janji Allah?
Mari kita bersama-sama merenungkan hal ini dengan melihat seorang pemazmur yang juga pernah meragukan Tuhan. Di bagian Mazmur ini, diceritakan bahwa Asaf sedang menunjukkan ekspresi keraguannya kepada Tuhan, akan semua kebaikannya, dan semua janjinya. Pernah kah kita mengalami kondisi seperti yang Asaf rasakan? Untuk dealing dengan hal ini, kita perlu melihat:
1. Seperti apa kondisi orang yang sedang ragu-ragu?
Di ayat 1-3, kita melihat Asaf ini nyaris tergelincir, dan ini menunjukkan kondisinya yang gak stabil, atau mungkin lagi gak sehat kerohaniannya. Nah ketika kita melihat kondisi ini, bukankah ini seringkali jadi gambaran, bagaimana orang itu hampir tidak lagi percaya kepada Tuhan?
Di tengah segala keraguannya ini, hebatnya dia bs menjadi salah satu penulis bagian Alkitab. Artinya keraguan dapat menghampiri siapapun, entah kita itu orang Kristen ataupun bukan. Keraguan bukan tanda kita tidak punya iman, karena dibalik keraguan yang kita punya, ada sesuatu yang kita yakini itu adalah kebenaran. Inilah keraguan yang dapat membuat kita bertumbuh. Kita punya kitab Mazmur karena banyak keraguan akan Tuhan yang diekspresikan di dalamnya.
Bahkan Rasul Tomas pun yang udah sering muter-muter ikut pelayanan sm Tuhan, masih tidak percaya kalau Dia sudah bangkit dari kematian. Di momen dia mulai memproses keraguannya, dan karena keraguannya ini Tuhan Yesus menjumpai dia, justru di situlah dia menemukan sebuah pengagungan tertinggi kepada Tuhan, sampai dia bisa dengan pasti mengatakan: “U are my Lord and my God”.
KERAGUAN AKAN JADI JELEK KETIKA KITA TIDAK MELANGKAH DAN TIDAK MAJU. TETAPI KERAGUAN MENJADI BAIK, KETIKA KITA TETAP MELANGKAH DAN TERUS MAJU.
Ada sebuah quotes menarik dari Francis Bacon, yang adalah seorang ilmuwan Kristen, dia pernah mengatakan “If you begin in certainty, you will end with doubt, but if you begin with doubt, you will end in certainty.” Jadi penting sekali buat kita jangan cuman sekadar menerima pengajaran di gereja gitu aja, tapi kita perlu merenungkannya lagi, memikirkannya dan bahkan men-challenge dengan kenyataan hidup kita saat ini, supaya kita mengalami Tuhan di dalamnya.
Kalau ada seseorang yang sedang ragu, tunjukkan kepada mereka kalau keraguan itu memiliki energi positif. JANGAN IJINKAN KERAGUAN MENGALAHKAN KITA, TAPI BIARKAN KERAGUAN MEMBUAT KITA MAJU, DAN SEMAKIN MENGALAMI TUHAN DI DALAMNYA.
2. Kenapa keraguan itu muncul?
Simplenya keraguan itu muncul karena sesuatu terjadi, dan akhirnya membuat kita ragu.
Keraguan bukan hanya soal berpikir, karena kita tidak akan bisa mengatasi keraguan hanya dengan jawaban-jawaban intelektual. Misalnya saya yang ragu kalau iga bakar itu enak. Saya sudah liat review orang yang makan iga bakar itu gimana, atau ada video iga bakar yg dibuat semenarik mungkin supaya bikin kita ngiler, tapi saya masih ragu karena belum mencoba secara langsung.
Keraguan akan datang, ketika pengalaman pribadi membuat apa yang pikiran kita tahu, tidak sesuai dengan hati kita. Iman bukan hanya sekadar menabung informasi intelektual akan Allah, tetapi kita perlu mengalami Dia secara personal.
3. Lalu Bagaimana kita dealing dengan keraguan?
Yang pertama kita perlu meragukan keraguan kita. Jangan cuman meragukan Tuhan dan iman kita, tapi kita perlu meragukan keraguan kita. Karena pada dasarnya spt yg kita lihat di Mzm. 73:3, motivasi seseorang itu tidak pernah murni ketika berbicara soal keraguan.
SELALU ADA KEJUJURAN DAN KETIDAKJUJURAN DALAM KERAGUAN KITA. Selalu ada pride dan desire untuk mengontrol setiap aspek kehidupan kita.
Supaya fair, kita jangan cuman meragukan Tuhan dan iman kita, tapi kita perlu meragukan keraguan kita, karena keraguan bukan hanya soal intelektualitas. Namun, kita perlu untuk mencoba mulai buka diri dan mencoba mulai ingin mengalami Dia.
Kita tidak bisa membuktikan Tuhan itu baik, dan kita juga tidak bisa membuktikan kalau Tuhan itu tidak baik. Inilah kenyataan yang kita hadapi, MEMANG PERCAYA KEPADA TUHAN ITU SUSAH, TAPI LEBIH SUSAH UNTUK HIDUP TANPA PERCAYA KEPADA TUHAN.
Selama kita tidak sadar dan tidak yakin akan kepastian Anugerah Tuhan, kita akan susah meninggalkan keraguan kita.
Kiranya hanya Tuhan saja yang dimuliakan di salam segala sesuatunya, In omnibus glorificetur Deus!
Pembacaan GEMA hari ini:
Titus 1:1-16
Pokok Doa:
1. Berdoa bagi keamanan selama penyelenggaraan tahapan pemilu dapat selalu aman dan kondusif.
Bagikan
Lainnya
Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah
Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.