GKMI
search

4/18/2024

Mulutmu Cerminan Hatimu

Matius 12:34b-35 ”Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat."

Adakah kaitan antara ucapan mulut dengan kondisi hati seseorang? Tentu saja ada! Ketika hati kita sedang sedih, kata yang terlontar biasanya _”aduh, mengapa, seandainya …” atau kata lainnya bernada penyesalan. Sebaliknya ketika sedang gembira, kata-kata kita bernada semangat. Perkataan kita juga bisa berdampak terhadap kondisi hati orang lain. Dengan kata-kata kita bisa menghibur mereka yang sedang berduka, sebaliknya bisa menyakiti hati sahabat atau orang tua kita sendiri. Ungkapan “mulutmu harimaumu” tepat untuk menggambarkan kecenderungan kita menggunakan mulut untuk ‘memangsa’, menyakiti orang lain dengan berbagai kalimat yang negatif, sinis dan melukai.

Sesaat setelah Yesus menyembuhkan seorang yang buta dan tuli akibat kerasukan setan, Ia berkata, “… Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati” (ay. 34b) Hal ini Ia ungkapkan sebagai kritikan tajam terhadap orang-orang di sekeliling-Nya, khususnya orang Farisi yang berkata, “Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan” (ay. 24). Bisa saja pendengar lainnya pada waktu itu (dan mungkin termasuk kita sebagai pembaca saat ini) menganggap perkataan orang Farisi tersebut tidak lebih dari sekedar hasil dari perbedaan pemahaman teologis dan kebebasan berekspresi dari mujizat yang mereka lihat. Namun tidak demikian dengan Yesus, Ia mengetahui pikiran dan hati mereka yang jahat (ay. 25 & 35). Pengaruh Yesus yang semakin meluas di kalangan orang Yahudi membuat pamor orang-orang Farisi meredup. Pengajaran-Nya yang berkuasa mengundang decak kagum dari semua orang yang mendengarkan-Nya (Mat. 7:29) dan kelompok ahli taurat menjadi iri hati. 

Lebih lanjut Yesus berkata, “Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.” (ay. 36). Tidak main-main bukan ? Ketika banyak orang beranggapan bahwa perkataan yang keluar dari mulut mereka akan ‘menguap’ begitu saja dan tidak memiliki dampak apapun, Yesus berkata bahwa setiap orang akan mempertanggungjawabkannya setiap perkataannya di hadapan Tuhan pada waktunya. Kita diajar untuk berhati-hati terhadap perkataan kita, terlebih dari itu hati kita.

Jangan biarkan hati kita diliputi oleh iri terhadap keberhasilan orang lain, kepahitan ketika orang lain melontarkan perkataan pedas karena tanpa kita sadari mulut kitapun akan memahitkan hati orang lain. Sebaliknya, biarlah mulut kita memperkatakan berkat dan kata-kata membangun orang lain sebagai cerminan hati kita yang memancarkan kehidupan sebagaimana perkataan Salomo dalam Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.” Amin.


Pembacaan GEMA hari ini:

Yosua 16-18


Pokok Doa:

1. Berdoa bagi penyelenggaraan ABC pada Sabtu, 20 dan 27 April kiranya memperlengkapi jemaat untuk makin bertumbuh dalam kebenaran firman Tuhan.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.