GKMI
search

6/16/2024

Nilai Pengorbanan

Kejadian 22:2 - ”Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”

Sekitar 2 minggu lalu ketika sedang bepergian anak saya yang pertama, Arvind bertanya, “Pah, kenapa banyak kambing di pinggir jalan ?” Saya berkata singkat, “hewan – hewan ini dijual untuk disembelih, nak.” Saudaraku, hari ini saudara-saudara kita kaum muslim memperingati Idul Adha (yang artinya adalah kembali berkurban), terinspirasi dari kisah nabi Ibrahim di dalam Al-Quran yang hendak mempersembahkan Ismael, anaknya. Melalui penyembelihan binatang berupa kambing, domba, sapi atau kerbau ini kaum muslim memaknai Idul Adha sebagai momen penyucian / pembersihan hati melalui berkorban bagi sesama dan berbagi.

Hal ini mengingatkan kita akan kisah serupa dalam Kejadian 22 dimana kepercayaan Abraham diuji, meskipun terdapat perbedaan oleh karena Alkitab mencatat Ishak, anak perjanjianlah yang hendak dikurbankan. Lalu pertanyaannya mengapa umat Kristen tidak melakukan penyembelihan hewan kurban sebagaimana saudara-saudara kita kaum muslim ? bukan karena tidak perlu belajar nilai sebuah pengorbanan, namun karena iman Kekristenan meyakini bahwa Kristus sudah mengorbankan diri-Nya ganti kita, manusia berdosa melalui kematian-Nya di atas salib. Hal ini dipertegas Rasul Paulus dalam 1 Kor 5:7, “Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus”. Allah memerintahkan Abraham mempersembahkan Ishak, anaknya yang tunggal menjadi penggambaran yang baik bagaimana Allah mengorbankan Anak-Nya yang tunggal bagi kita. Tanah Moria, tempat Ishak hendak dikorbankan oleh para penafsir juga diyakini sama dengan Golgota dimana Yesus disalibkan. Apa yang membedakan ? Ishak tidak jadi dikorbankan, sedangkan Kristus tetap mengorbankan Diri-Nya bagi kita.

Nilai pengorbanan Kristus yang menganugerahkan keselamatan itu seharusnya mendorong kita untuk rela mempersembahkan diri, menjadi ‘kurban’ sebagaimana nasihat rasul Paulus dalam Roma 12:1, 'Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Dan hal ini kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui mengorbankan ego, kepentingan kita, waktu berharga yang kita miliki untuk melayani sesama, bukan justru mengorbankan orang lain demi kepentingan kita. Mari kita berjuang!


Pembacaan GEMA hari ini:

1 Raj. 18


Pokok Doa:

1. Berdoa untuk aktivitas/kegiatan retret yang telah disusun panitia pada hari ini, kiranya dapat berjalan dengan lancar dan efektif, baik acara umum, SM, Teens, Youth.

2. Berdoa utk bus-bus dan kendaraan pribadi yang dipakai peserta retret untuk pulang ke Jakarta pada siang hari ini, kiranya dalam kondisi baik dan aman.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.