GKMI
search

8/31/2022

Pelayanan Injil dan Air Mata

Galatia 4:19-20, “Hai anak-anakku,  karena kamu aku menderita sakit bersalin  lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu.  Betapa rinduku untuk berada di antara kamu pada saat ini dan dapat berbicara dengan suara yang lain, karena aku telah habis akal menghadapi kamu.” (TB)

Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding konflik relasional, apalagi bila itu terjadi dengan orang yang saudara kasihi. Hal ini bukan pengalaman asing bagi rasul Paulus. Hatinya sangat sedih saat anggota-anggota jemaat Galatia berubah sikap terhadap dia. Tadinya dia disambut dan diperlakukan sebagai malaiat Allah bahkan seperti Yesus sendiri meski penampilannya terlihat ‘menjijikkan’ (Gal. 4:14). Tak berapa lama mereka memperlakukan dia sebagai seorang musuh (Gal. 4:16). Tadinya dianggap malaikat, sekarang musuh.

Apa yang dialami oleh Paulus merefleksikan bagaimana memahami pelayanan Injil Kristus baik itu di rumah, gereja, kantor atau area publik bahwa esensi pelayanan Injil adalah sebagai berikut. Seorang berdosa melayani seorang berdosa lain dengan berita sukacita Kristus telah mati dan dibangkitkan untuk kedua pihak tersebut.  Implikasinya adalah karena baik yang melayani dan dilayani oleh orang yang berdosa, pelayanan selalu mengandung risiko. Pelayan Injil dapat disalahmengerti, difitnah, dijauhi, dimusuhi, dibenci dan dicuekin, tidak dihargai, tidak diberi kesempatan untuk membela diri.  Menghadapi perlakukan tidak adil tersebut, seorang pelayan Injil yang merupakan orang berdosa juga dapat berespon sebagai berikut: mengasihani diri sendiri, tidak peduli dengan orang yang ia layani, melayani asal-salan tanpa spirit of excellence.

Saudara memang ketika difitnah, dimusuhi, seorang pelayan Injil mungkin akan semakin tegar dan tahan banting dalam pelayanan berikutnya. Namun ia juga dapat menjadi pahit, sinis, apatis dan kalkulatif.  “Buat apa saya jungkir balik pikirin orang lain, kalau saya akhirnya diperlakukan seperti keset kaki?” Saat saudara berkata seperti itu entah di dalam hati atau dengan nada marah kepada seseorang, saudara sebenarnya sudah melengserkan Tuhan dari tahta-Nya, dan menjadikan harga diri sebagai ‘tuhan.’  Saudara lupa di dalam Kristus, harga diri saudara telah diakui sepenuhnya satu kali untuk selamanya saat Ia rela mati bagi saudara, saat saudara masih cuek dan memusuhi Dia.  Saudara lupa Tuhan itu dekat, Tuhan memberi kasih karunia dan kasih karunia-Nya cukup bagi saudara.

Aplikasinya bagi saudara yang melayani, kasih karunia-Nya cukup untuk dapat mengasihi secara tulus, dengan air mata dan doa sebagaimana Kristus mengasihi.  Bagi orang yang saudara layani, kasih karunia-Nya cukup untuk mentransformasi hidup yang Allah telah mulai dalam dirinya akan terus terjadi, meski bisa sangat lama dan lambat sekali.  Inilah perspektif ilahi.  Itulah salah satu alasan Tuhan mengijinkan air mata dalam pelayanan. Setiap linangan air mata saudara untuk orang-orang yang tidak berterima kasih adalah means of grace untuk mengikis ego, kepahitan, dan kecenderungan untuk mengasihani diri sendiri. Dan yakinlah setiap kali itu terjadi, percayalah saudara sedang semakin diubahkan menjadi seperti Kristus. Amin.


Pembacaan GEMA hari ini:

Ayub 37-39


Pokok Doa:

1. Berdoa utk Kel. Bp. Wido Pungkoso bersama Ibu Diana Setiawati dan anak2nya, bersyukur utk pemeliharaan Tuhan Yesus, diberikan kesehatan, diberkati pekerjaan dan pelayanannya.

2. Berdoa bagi setiap jemaat GKMI Anugerah, kiranya terus memiliki kerinduan dan kesetiaan mencari Tuhan dan selalu dibangun dalam Kristus.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.