Pernyataan ini menyoroti nilai iman yang tidak bergantung pada bukti fisik, melainkan pada kepercayaan yang tulus kepada Tuhan.

Tomas, salah satu murid Yesus, awalnya meragukan kebangkitan-Nya dan menuntut bukti fisik untuk percaya. Namun, ketika Yesus menampakkan diri dan menunjukkan luka-luka-Nya, Tomas mengakui iman-Nya dengan berkata, "Ya Tuhanku dan Allahku." Yesus menerima iman Tomas, tetapi juga menekankan bahwa lebih berbahagia mereka yang percaya tanpa melihat.

Iman seperti ini menunjukkan kepercayaan yang mendalam dan ketulusan hati. Dalam kehidupan kita, seringkali kita menghadapi situasi di mana kita tidak memiliki bukti nyata akan kehadiran atau pekerjaan Tuhan. Namun, melalui iman, kita tetap percaya dan berharap kepada-Nya.

Sebagaimana disebutkan dalam 1 Petrus 1:8-9, "Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, kamu mengasihi-Nya; kamu percaya kepada-Nya, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu." Ayat ini menegaskan bahwa iman yang tidak bergantung pada penglihatan membawa sukacita dan keselamatan.

Oleh karena itu, marilah kita meneladani iman yang percaya tanpa melihat, tetap setia dalam pengharapan, dan mengandalkan Tuhan dalam segala situasi. Dengan demikian, kita akan mengalami kebahagiaan sejati yang berasal dari iman yang teguh kepada-Nya.