Ku yakin saat Kau berfirman … ku menang saat Kau bertindak … hidupku hanya ditentukan oleh perkataan-Mu… Familiar dengan lirik lagu di atas ? Ya, lagu berjudul “Bagi Tuhan tak ada yang mustahil” ini diciptakan oleh Sari Simorangkir yang menyatakan bahwa hidup kita ditentukan oleh perkataan Tuhan. Mengapa demikian ? karena perkataan Tuhan berkuasa. Allah menciptakan langit bumi dan segala isinya dengan Firman-Nya (Kej. 1), artinya Allah cukup berkata sesuatu maka terjadilah seperti yang dikatakan-Nya. Demikian pula sebagai makhluk mulia yang diciptakan serupa dan segambar dengan Allah (ay. 26) manusia mewarisi kuasa dalam perkataan Allah tersebut. Itulah sebabnya tidak berlebihan penulis Amsal berkata, “hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya” (Amsal 18:21).

Banyak perkataan yang kita dengar berpotensi melemahkan kita. Ketika tubuh kita dinyatakan mengidap penyakit tertentu oleh dokter, apa respon kita ? biasanya kaget, tidak percaya dan berusaha menyangkalinya. Beberapa dari kita kemudian mencari second opinion ke dokter lain, bahkan sampai ke luar negeri. Ketika beberapa dokter menyatakan hasil senada, beberapa orang Kristen ujung-ujungnya akan berkata, “Sudahlah, gak perlu percaya kepada perkataan dokter … percaya saja kepada perkataan Tuhan!” Tentu ini bukanlah respon yang tepat karena dokterpun dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan fakta berdasarkan pengetahuan dan pengalaman medisnya selama bertahun-tahun. Ilmu kedokteranpun selama ini dipakai Tuhan secara luar biasa untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Namun sebagai orang yang beriman kepada Kristus, kita harus menjadikan perkataan Firman Tuhan yang berkuasa tersebut sebagai ‘kompas’ utama yang akan mengarahkan setiap perkataan dan perilaku hidup kita. Oleh karenanya mari kita terus dengar-dengaran dengan Firman Tuhan, menjadi pelaku Firman-Nya dalam kehidupan kita setiap hari. Yang tak kalah pentingnya adalah mari kita terus memperkatakan Firman Tuhan karena hidup kita ditentukan oleh perkataan Tuhan.