Ketika berada dalam pergumulan mungkin kita tergoda untuk percaya bahwa begitu Tuhan melakukan apa yang kita yakini akan Dia lakukan, semuanya akan indah dan kita tidak akan memiliki masalah lagi. Namun, mempercayai Tuhan sering kali berarti menghadapi rintangan untuk mencapai terobosan dan mengambil langkah-langkah iman. Kita ingat bagaimana Tuhan memimpin orang Israel memasuki Kanaan, tanah perjanjian. Setelah mereka menyeberangi Sungai Yordan, perjalanan mereka tidaklah mudah. ​​Mereka masih harus berhadapan dengan 7 bangsa yang lebih besar dan kuat dari mereka. Namun ketika mereka belajar untuk bersandar pada Tuhan dan kekuatan-Nya, bukan mengandalkan kemampuan manusia, mereka menang. Demikian pula dalam kisah ini, ketika Tuhan menyatakan janji kemenangan-Nya kepada bangsa Yehuda melalui Yahaziel, seorang keturunan Lewi, tidak berarti Yosafat sebagai pemimpin kemudian ongkang-ongkang kaki. Meskipun peperangan itu milik Tuhan, di ayat selanjutnya Tuhan tetap memerintahkan mereka untuk turun menyerang musuh.

Ketika kita dipenuhi dengan harapan dan iman bahwa Tuhan akan melakukan sesuatu yang indah dalam hidup kita, wajar saja untuk bergembira. Sebaliknya ketika menghadapi rintangan yang tidak terduga, sangat mungkin kita akan berkecil hati, bahkan ingin menyerah. Namun ingatlah orang Israel dan jangan biarkan pertempuran mengintimidasi kita. Jika situasi menjadi sulit atau membuat frustrasi, bukan berarti Tuhan tidak menuntun kita. Dia mungkin membawa kita melewati ujian atau cobaan sehingga kita bertumbuh semakin kuat atau menunjukkan iman kita. Dia mungkin sedang mendewasakan kita secara rohani sehingga mampu menangani berkat-berkat yang ingin Dia bawa ke dalam hidup kita. Setiap kali Anda menghadapi pertempuran, ingatlah bahwa pertempuran itu milik Tuhan. Tuhan tidak hanya akan menguatkan kita di tengah kesulitan, tetapi Dia juga akan berperang untuk Anda.