Rasanya sungguh sulit berada dalam lembah kelam kehidupan. Saat semua masalah sulit terselesaikan, saat fisik tak lagi dapat diandalkan, saat kabar buruk terasa menyesakkan, saat dosa-dosa membayang-bayangi. Saat-saat demikian iman keyakinan terasa lenyap entah kemana.

Situasi yang demikian juga dialami oleh Elia. Elia lelah fisik dan mental bahkan imannya mulai goyah. Dalam keadaan demikian bersembunyi dan melarikan diri adalah pilihan terbaik versinya untuk mengatasi semuanya yang terjadi. Apa yang sebenarnya terjadi? Yang terjadi adalah Elia melihat persoalannya sangat besar dan ini yang menjadi fokusnya. Hal ini terlihat dari pilihannya untuk lari ke padang gurun, bersembunyi, mengasihi diri sendiri, bahkan meminta Allah mencabut nyawanya. Elia benar-benar kehilangan fokus terhadap Allah.

Namun syukur, Allah datang kepadanya alih-alih bukan untuk menghakimi atau menghukumnya. Allah justru memberikannya makanan, minuman, serta suara lembut yang meneguhkannya untuk perjalanan selanjutnya yang harus Elia kerjakan. Inilah cara Allah menopang Elia melewati hari-hari sulit.

Bagaimana dengan saudara? Seringkali pengalaman di lembah kehidupan seringkali diresponi dengan sikap mengasihani diri sendiri bahkan yakin semuanya akan berakhir seperti jalan pikiran Elia. Namun demikian ingatlah akan satu hal ini. Saat hari-harimu terasa sulit, saat seolah dirimu dibiarkan berada pada posisi yang begitu rendah—tetapi Yesus tidak pernah meninggalkan saudara di sana.

Saat berada di padang gurun kehidupan tentu kita menginginkan pohon untuk berlindung. Namun perlindungan sejati adalah keyakinan Allah selalu punya tujuan untuk saudara dan apa yang jadi tujuan-Nya pasti akan diselesaikan-Nya dalam diri saudara. Buka mata saudara dan ingat akan kehadiran Allah dan teruskan pekerjaan yang telah Dia perintahkan kepada saudara. Amin