GKMI
search

12/13/2023

Sang Imanuel

Matius 1:23 - “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.”

Imanuel dalam bahasa Ibrani berarti "Allah beserta kita." Nama Imanuel muncul dalam Alkitab sebanyak tiga kali: dua kali dalam kitab Yesaya (Yes 7:14 dan Yes  8:8), dan satu kali dalam Injil Matius (Mat 1:23) yang tadi kita baca di awal. Di dalam kitab Yesaya, nama ini diberikan kepada  raja Ahas sebagai tanda kepada bahwa serangan dari kerajaan  Israel dan Suria kepada kerajaan Yehuda akan berhenti: "Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel" (Yesaya 7:14). Nama Imanuel adalah sebuah janji bahwa Allah akan menyelamatkan umat-Nya dengan menetapkan kehadiran-Nya yang membimbing dan melindungi mereka.

Tujuh ratus tahun setelah Raja Ahas, seorang perawan dari Nazaret bernama Maria bertunangan dengan Yusuf. Sebelum mereka menikah, malaikat mengunjungi Yusuf dan memberitahunya bahwa Maria hamil melalui kuasa Roh Kudus (Matius 1:20-21). Ketika anak itu dilahirkan, mereka harus menamai-Nya Yesus. Matius, karena telah memahami penggenapan nubuat Yesaya, menulis pewahyuan terilhami ini: "Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 'Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel' --yang berarti: Allah menyertai kita" (Matius 1:22-23). Dengan kata lain, bagi kita orang percaya, nubuat ini berbicara tentang kelahiran  bayi Yesus, Sang Mesias.

Yesus menggenapi nubuat Yesaya karena secara harafiah Ia adalah "Allah yang menyertai kita"; Ia sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah. Kristus hidup di dunia bersama dengan manusia, sebagaimana telah dinubuatkan nabi Yesaya. Matius mengenali Yesus sebagai Imanuel, Inkarnasi Firman Allah yang menjadi manusia dan berdiam di antara kita supaya Ia dapat mengungkapkan Allah kepada kita. Yesus adalah Allah beserta kita, dalam wujud insani (1 Timotius 3:16).

Dalam Yesus, Allah berjalan dan hidup bersama kita, sama seperti dengan Adam dan Hawa di Taman Eden. Kedatangan Kristus menunjukkan manusia bahwa Allah itu setia dalam menepati janji-Nya. Yesus bukan hanya pertanda bahwa Allah beserta kita, seperti anak yang lahir di zaman Ahas. Yesus adalah Allah beserta kita secara harafiah. Yesus adalah Imanuel. Ia bukanlah satu bagian dari Allah beserta kita; Yesus adalah Allah beserta kita dalam segala kepenuhan-Nya: "Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan" (Kolose 2:9).

Imanuel akan selamanya menyertai kita. Setelah kebangkitan-Nya dari kematian, sebelum Yesus kembali pada Bapa-Nya, Ia berjanji: "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:20). Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari Allah serta kasih-Nya terhadap kita dalam Kristus (Roma 8:35-39). Semua itu terjadi karena cinta kasih-Nya bagi kita manusia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal supaya setiap org yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16). Amin.


Pembacaan GEMA hari ini:

Wahyu 5:1-14


Pokok Doa:

1. Doakan untuk penanganan pengungsi Rohingnya agar ditemukan solusi terbaik buat mereka.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.