Allah memanggil kita untuk mewakili-Nya di dunia yang telah jatuh ini bukan karena kita mampu, tetapi karena Dia mampu. Inilah yang terjadi dengan Musa. Musa hidup sebagai buronan di padang gurun karena perbuatannya membunuh seorang Mesir. Tetapi kini Allah memiliki rencana untuk Musa. Allah memilih Musa untuk menjadi alat kuasa penebusan-Nya. Dia memanggil Musa kembali ke Mesir untuk berdiri di hadapan Firaun dan menuntut pembebasan semua budak Israel (Kel. 3).

Apa reaksi Anda ketika menjadi Musa? Apakah Anda akan bersemangat untuk kembali ke Mesir? Apakah Anda merasa percaya diri untuk berdiri di hadapan penguasa hebat di dunia saat itu dan menuntut agar dia membebaskan bangsa yang menjadi mesin ekonomi bangsanya?Reaksi Musa ternyata sama dengan reaksi kita. Saat mendengar panggilan itu Musa mulai membandingkan karunia, mengukur tugas tersebut, apakah mampu melakukan apa yang Tuhan perintahkan untuk dilakukannya.

Allah tidak memanggil karena kita memiliki sesuatu, memiliki segala sesuatu yang kita butuhkan untuk menyelesaikan apa yang Dia perintahkan. Tidak! Dia memanggil orang-orang yang lemah dan hancur untuk melakukan hal-hal yang besar dan penting karena Dia mampu. Dialah yang menyertai kita, Dialah yang memampukan kita untuk melakukan apa Dia perintahkan!

Ketika kebenaran ini menyapa Anda, apakah Anda akan berespon: “Oh, Tuhan, tolong kirimkanlah orang lain saja”? Kalau ini terjadi saya mengingatkan sebuah kisah! Ada Pribadi lain yang dipanggil untuk menyelesaikan penebusan dari perbudakan. Perbudakan yang ngeri pake banget! Perbudakan dosa, dan nama yang diutus itu adalah Yesus. Panggilan-Nya bukan hanya untuk berbicara tetapi juga untuk mati, supaya kita sekalian yang mati jadi hidup sebagai anak-anak Allah. Dalam kuasa anugerah penebusan-Nya, kita sekalian dapat kasih karunia, sehingga berani mengatakan ya kepada panggilan Allah!

Mengapa? karena kita sekalian  tahu kematian dan kebangkitan Yesus menyatakan kasih karunia yang kita perlukan untuk melakukan apa yang telah Allah perintahkan pada waktu yang tepat. Di dalam Dia, orang-orang yang lemah dan takut menjadi kuat, dan ini adalah kabar baik yang kita butuhkan! Amin.