5/30/2025
Sikap Menghadapi Penderitaan
Ayub 3:2-4, Maka berbicaralah Ayub: "Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan. Biarlah hari itu menjadi kegelapan, janganlah kiranya Allah yang di atas menghiraukannya, dan janganlah cahaya terang menyinarinya.”
Ada beberapa sikap yang bisa ditunjukkan ketika seseorang dihadapkan pada masalah, penderitaan, atau kesesakan. Yang pertama adalah: kecewa, mengeluh, dan bersungut-sungut kepada Tuhan. Lalu mereka akan membanding-bandingkan dengan keadaan orang lain yang membuatnya merasa iri hati. Mazmur 37:1-3 mengingatkan, "Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia."
Sikap membanding-bandingkan keadaan ini juga dilakukan oleh bangsa Israel ketika berada di padang gurun. "Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?" (Bilangan 14:3) dan "Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat." (Bilangan 11:5-6).
Yang Kedua, meninggalkan Tuhan. Karena terbentur masalah ada banyak orang Kristen yang tidak lagi bersungguh-sungguh mengikut Tuhan, berani menyangkal iman, dan akhirnya meninggalkan Tuhan. Mereka tergiur dengan tawaran-tawaran dunia yang memberi solusi untuk masalahnya. Demas memilih untuk meninggalkan pelayanan hanya karena ia tidak tahan dengan kesulitan dan penderitaan, dan memilih untuk kembali kepada dunia. "karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika." (2 Timotius 4:10).
Yang Ketiga, tetap berpengharapan. Rasul Paulus adalah contoh yang luar biasa. Meskipun ia harus melalui banyak kesulitan tetapi ia terus berjuang untuk melayani Tuhan. Sekalipun ia harus melewati berbagai penderitaan dan bahkan nyawa menjadi taruhannya. Ketahanan Paulus ini dapat memotivasi kita untuk menyikapi berbagai tantangan hidup yang kita alami. Dalam berbagai tantangan hidup yang dialami, kita dapat belajar untuk membangun ketahanan yang didasarkan pada pengharapan yang sejati, yaitu pengharapan di dalam iman kepada Kristus. Hal ini memungkinkan kita untuk selalu berfokus pada tujuan yang lebih besar meskipun menghadapi tantangan. Perpaduan antara ketahanan pribadi dan pengharapan di dalam iman kepada Kristus dapat membuat kita lebih siap untuk menghadapi tantangan yang hadir dalam hidup kita dengan lebih sabar, tegar, mencintai proses dan penuh semangat. Amin.
Pembacaan GEMA hari ini:
Yoh 18:25-19:22
Pokok Doa:
1. Berdoa bagi jemaat yg sakit (Bp/Ibu dpt sebutkan nama2 Jemaat yg sakit), kiranya di dalam Tuhan Yesus mereka disembuhkan dan dipulihkan.
Bagikan
Lainnya
Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah
Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.