GKMI
search

10/17/2024

Teruslah Menabur

Mazmur 126:5-6 Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Seorang petani yang menabur pasti ingin menikmati tuaian. Bagi petani, menabur adalah hal yang tidak sulit dikerjakan karena mereka sudah terlatih melakukannya. Namun bagaimana ketika hal mudah tersebut harus dilakukan dengan mencucurkan air mata ? mungkin karena kekurangan, penderitaan. Tentu kesulitannya berkali lipat bahkan akan membuat sang petani lebih memiilih berhenti menabur.

Dalam nyanyian ziarah ini umat Allah didorong untuk tetap menabur meskipun mencucurkan air mata, karena pada saatnya akan menuai dengan bersorak-sorai. Air mata umat Allah bisa diakibatkan dukacita melihat bangsa yang melawan Allah,

Lalu apa kaitannya dengan kita ? apa yang kita lakukan dalam keseharian hidup dapat diartikan kita sedang menabur. Sebagai murid Kristus setiap hari kita menabur kebaikan, kasih, berkat, damai sejahtera melalui pekerjaan, keluarga dan kesaksian hidup kita. Dari pekerjaan yang baik, kita berharap mendapat upah atau hasil yang memadai untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga kita selama sebulan ke depan. Dari keluarga yang harmonis dan takut akan Tuhan kita rindu menuai berkat Tuhan bagi kita dan generasi selanjutnya. Namun ada kalanya kita menghadapi hari-hari yang tidak biasa, begitu berat dan membuat kita ingin menyerah.

John Piper menuliskan kalimat yang indah, “Ketika ada pekerjaan sederhana dan mudah yang harus dilakukan, dan anda dipenuhi kesedihan dan air mata mengalir dengan derasnya, lanjutkan dan lakukan pekerjaan itu dengan air mata. Bersikaplah realistis. Katakan pada air mata: Air mata, aku mengerti perasaanmu. Kamu membuatku merasa ingin menyerah, tetapi ada ladang yang harus ditabur (dalam konteks sekarang: ada piring yang harus dicuci, mobil yang harus diperbaiki, khotbah yang harus dipersiapkan, kesalahan yang harus diampuni, musuh yang harus dikasihi). Aku tahu engkau akan sering membasahi wajahku hari ini, tetapi aku masih punya pekerjaan yang harus dilakukan dan kamu harus pergi bersamaku. Aku bermaksud untuk mengambil sekantong benih dan menabur. Jika kamu ikut, kamu hanya perlu membasahi benihku.”

Saat kita masih terluka, berkekurangan, kita perlu terus maju menabur hal yang benar: terus membantu orang lain, berdoa, dan mempelajari Firman Tuhan. Tuhan Yesus tidak pernah berjanji bahwa hidup ini akan mudah, tetapi Ia berjanji bahwa kita akan menang jika kita percaya kepada-Nya dan berjalan maju di jalan-Nya. Ayat ini menolong kita untuk melihat melebihi pergumulan kita dan bahwa air mata yang kita tumpahkan hari ini akan menjadi seperti benih yang ditanam di ladang yang pada waktunya melalui banyak kerja keras dan penderitaan akan tumbuh menjadi panen sukacita dan rasa syukur yang besar. Hal ini dipertegas lagi dalam Mazmur 30:5 yang berkata, “… sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.” Memang, sering kali butuh lebih dari satu malam untuk menyelesaikan masalah kita, tetapi Mazmur ini mengajarkan kita sebuah prinsip: Tuhan selalu datang dan memberi kita kekuatan untuk meraih kemenangan. Jadi, teruslah menabur.


Pembacaan GEMA hari ini:

Yer. 32-33


Pokok Doa:

1. Berdoa bagi Pipka, kiranya kebutuhan operasional setiap bulannya senantiasa tercukupi.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.