Alkitab memberikan begitu banyak petunjuk mengenai pentingnya doa dalam kehidupan orang percaya. Bahkan Yesus Kristus, Pribadi Allah dalam wujud manusia senantiasa memprioritaskan doa sebelum melakukan pelayanan-Nya setiap hari. “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” (Mrk. 1:35)

Meskipun di dalam pikiran kita mengerti bahwa doa begitu penting untuk membangun manusia rohani kita, namun tetap saja hati kita enggan untuk berdoa. Kadang kita memperlakukan doa tak ubahnya seperti grafik pasar saham yang bisa naik dan turun dalam waktu singkat, artinya bergantung dari ‘mood’ di hati.

Salah satu nasihat rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika adalah, “Tetaplah berdoa” (ay. 17). Jemaat Tuhan yang baru ini sedang bertumbuh dan berbuah secara luar biasa. Namun, sebagaimana gereja abad pertama pada umumnya, mereka tak luput dari persoalan dan bahkan penganiayaan. Nasihat untuk tetap berdoa merupakan nasihat yang sangat berarti bagi mereka. Paulus dan para rasul lainnya tidak selalu ada di dekat mereka dan tidak dapat terus berkomunikasi dengan mereka. Namun, Tuhan selalu ada bagi mereka.

Itulah mengapa nasihat rasul Paulus ini juga menjadi prinsip bagi kita untuk tetap berdoa, dimanapun, kapanpun, dalam keadaan apapun. Di momen menjelang akhir tahun ini mari kita terus berkomitmen menjadi pribadi yang menjadikan doa sebagai gaya hidup kita setiap hari. Bagi anda yang belum terlibat dalam Doa Sabtu Pagi, kami mengundang anda untuk hadir via Zoom setiap hari Sabtu jam 5 pagi. Tahun depan bukan menjadi masa yang semakin mudah, namun bersama Tuhan, bersama komunitas yang menguatkan dan di dalam doa kita akan disanggupkan menghadapinya. Amin.