2/19/2023
Tidak Sembarang Menyembah
Imamat 26:1 - "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu."
Pada zaman Perjanjian Lama, penyembahan berhala mudah dikenali. Tarian mengitari lembu emas, sujud menyembah patung Baal. Bahkan saat Rasul Paulus menulis surat kepada pengikut Kristus di Korintus pada abad pertama, penyembahan berhala orang kafir dipraktikkan secara terbuka. Ia memperingatkan mereka agar menjauhi segala sesuatu yang berhubungan dengan hal itu (1 Kor10:14).
Penyembahan berhala masih menjadi suatu bahaya bagi umat Allah, walaupun kegiatannya tidak selalu terbuka atau kelihatan. Berhala biasanya lebih terselubung dan sulit dikenali, karena mereka mengisi tempat-tempat tersembunyi di dalam hati kita.
Yang harus menjadi sasaran dan pusat penyembahan orang percaya adalah Tuhan yang benar dan hidup, bukanlah berhala-berhala dalam rupa patung, tugu, atau batu ukir-ukiran. Ironisnya masih ada orang-orang yang tidak menjadikan Tuhan sebagai pusat penyembahan mereka. Penyembahan kepada apa pun dan siapa pun, selain kepada Tuhan yang benar dan hidup, adalah penyembahan berhala. Tentang hal ini pemazmur menyatakan, "Berhala bangsa-bangsa adalah perak dan emas, buatan tangan manusia, mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, juga nafas tidak ada dalam mulut mereka. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, semua orang yang percaya kepadanya." (Mazmur 135:15-18).
Penyembahan terhadap ilah-ilah lain merupakan kekejian di mata Tuhan! Oleh sebab itu rasul Paulus memperingatkan, "...saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!" (1 Korintus 10:14). Sebagai orang percaya yang memiliki Tuhan yang hidup dan benar, seharusnya kita tidak menyembah Dia dengan asal-asalan atau sembarangan, sebatas ritual keagamaan semata. Penyembahan kepada Tuhan menyangkut sikap hati dan juga ketaatan kita dalam melakukan kehendak-Nya. Tanpa sikap hati yang benar dan ketaatan, penyembahan kita tak ada arti apa-apa di hadapan Tuhan, dan itu hanya akan membangkitkan murka Tuhan.
Penyembahan kepada Tuhan sesungguhnya berbicara tentang gaya hidup kudus. Ini adalah bentuk penyembahan yang berkenan kepada Tuhan dan yang sejati. Hal itu jelas terlihat dalam bagian ini “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Rom 12:1)
Inti dari penyembahan kepada Tuhan yang hidup dan benar adalah “mempersembahkan” diri kita! Penyembahan yang demikian pasti menyenangkan hati Tuhan!
Pembacaan GEMA hari ini:
Mrk. 4:26-5:20
Pokok Doa:
1. Bersyukur atas pemeliharaan Tuhan Yesus bagi kehidupan setiap jemaat GKMI Anugerah Jakarta.
Bagikan
Lainnya
Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah
Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.