GKMI
search

4/8/2024

Tuhan Telah Mendengarkanku

Mazmur 6:9-11

Rasanya tidak ada satu manusia pun yang lepas dari pergumulan. Satu pergumulan selesai, kita diperhadapkan lagi dengan pergumulan lainnya. Kadang semua itu terasa sangat melelahkan, sebab tak ada habis-habisnya masalah, seperti menumpuk menjadi satu dan lama-lama bisa meledak karena tidak kuatnya. Pada titik demikian kita bertanya kepada Tuhan, "Kapan semua ini berakhir?" Dalam ratapan itu, kita tersadar bahwa hanya Tuhanlah yang dapat membebaskan kita. Solusi dunia satupun sudah dicoba, nalar dan naluri kita sudah sampai pada batasnya. Maka hanya Tuhan satu-satunya Juru Selamat pembebasan permasalahan kita.

Seperti itulah ungkapan keyakinan pemazmur akan apa yang ia rasakan. Jika kita membaca sekilas, akan tebersit praduga bahwa syair ini adalah bentuk keraguan kepada Tuhan. Namun, sesungguhnya apa yang pemazmur sampaikan adalah elemen terdalam dari sebuah iman yaitu adalah sikap berserah penuh kepada Tuhan. Terlihat akan adanya permohonan belas kasihan dari pemazmur kepada Tuhan dalam ayat 3-4.

Pertanyaannya, apakah segala pergumulan terjadi karena murka Tuhan? Itulah yang dimohonkan pemazmur (ay. 2), tetapi tidak ada konfirmasi dari Tuhan. Tangisan dan ratapan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan pemazmur. Selalu muncul pertanyaan, " ... TUHAN, berapa lama lagi?" (ay. 4). Apakah ratapan ini menandakan bahwa ia tidak beriman? Rupanya bukan demikian; memang sang pemazmur meratap, tetapi ia tak pernah meninggalkan Tuhan. Dalam tangis dan keluhnya ia tetap menggantungkan pengharapan kepada Tuhan semata. Ia yakin bahwa Tuhan akan menolong dari titik kejatuhan hidupnya.

Pada akhirnya, pertolongan Tuhan pasti akan datang. Tangisan umat yang berharap kepada-Nya pasti didengar oleh-Nya. Dengan lantang pemazmur memproklamasikan bahwa Tuhan telah mendengar permohonannya (ay. 10).

Kita mungkin pernah berada pada titik rendah seperti yang dialami pemazmur, dimana terasa tak ada jalan keluar dan tangisan rasanya sudah kering. Kesedihan dan ratapan menjadi bagian dari hari-hari kita. Jika kita pernah atau saat ini sedang berada pada fase tersebut, teruslah berjuang serta berharap kepada Tuhan. Tetaplah datang kepada-Nya sekalipun dalam titik terberat kehidupan kita seolah-olah Dia tidak terlihat. Jangan pernah sekalipun meninggalkan-Nya. Mungkin kita merasa bahwa Tuhan diam, tetapi yang sesungguhnya terjadi adalah Tuhan dengan saksama mendengarkan keluh kesah kita dan menolong kita dalam hikmat-Nya.


Pembacaan GEMA hari ini:

Ul. 33-34


Pokok Doa:

1. Berdoa bagi Tim AWM, ADM kiranya senantiasa bersukacita dan tetap bersemangat dalam melayani Tuhan di GKMI Anugerah.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.