GKMI
search

4/5/2023

Wanita yang mengurapi Yesus

Yohanes 12:1-8

Integritas berarti “yang di luar sama dengan yang di dalam.” Integritas berarti kata-kata dan perbuatan kita (apa yang terlihat di luar) konsisten dengan apa yang kita pikirkan dan yang kita rasakan (apa yang ada di dalam). Orang yang berintegritas adalah orang yang hidupnya tidak terpecah-pecah (disintegritas), melainkan menunjukkan kualitas hidup yang utuh dan menyatu. Namun, “luar sama dengan dalam” saja tidak cukup. Integritas yang sejati harus didasari dan dituntun oleh kasih, kebenaran, dan kekudusan Allah.

Dalam perikop ini, kita melihat kontras antara dua tipe orang, yang berintegritas (Maria) dan yang tidak berintegritas (Yudas Iskariot). Melihat Maria meminyaki kaki Yesus dengan setengah kati minyak narwastu yang sangat mahal dan menyekanya dengan rambutnya, Yudas berkomentar, “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” (ay. 5). Seolah-olah Yudas memiliki motif dan pemikiran yang mulia, memperhatikan nasib orang miskin.

Namun Alkitab menyatakan bahwa itu bukanlah motif dan pemikiran Yudas yang sebenarnya. Pada kenyataannya, Yudas justru adalah seorang pencuri yang sering mencuri uang kas yang dipegangnya (ay. 6; lihat juga Yoh. 13:29). Ia tidak pernah memiliki kepedulian pada orang miskin seperti yang dikatakannya. Apa yang dikatakannya berbeda dengan apa yang ada di kedalaman hatinya (disintegritas). Baginya, tindakan Maria adalah sebuah pemborosan yang sia-sia. Kata-kata Yudas ternyata didorong oleh motif ekonomi/untung-rugi, dan ini menunjukkan seberapa besar ia menghargai uang dan seberapa besar ia menghargai relasinya dengan Yesus, yang sebentar lagi akan menghadapi kematian-Nya. Berbeda dengan Yudas, tindakan Maria sungguh- sungguh keluar dari hatinya yang terdalam (integritas). Tetapi lebih dari itu, tindakan Maria didorong oleh motif kasih dan imannya kepada Yesus – dan ini sekaligus menunjukkan seberapa besar ia menghargai relasinya dengan Yesus.

Renungkanlah:

Bagaimana (dan untuk hal apa) kita memakai uang/harta kita menunjukkan apa yang kita pandang berharga/bernilai di dalam hidup kita. Mari periksa hidup kita: untuk hal apa biasanya kita dengan rela hati mengeluarkan uang kita (bahkan dalam jumlah yang besar dan frekuensi yang terbilang sering)?

Apakah sikap dan tindakan kita dalam memakai uang/harta pertama-tama didorong oleh iman dan kasih kita kepada Tuhan?


Pembacaan GEMA hari ini:

Luk. 11:37-12:7

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.