GKMI
search

6/24/2024

Yesus dan Keadilan

Yohanes 8:7-9 - "Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya....”

Salah satu tema yang cukup menonjol dalam Injil Yohanes adalah mengenai penghakiman. Yohanes 7:53 – 8:11 hendak menyaksikan bahwa Yesus adalah Mesias yang adil dan kasih. Di dalamnya terkandung tema penghakiman yang memperbandingkan antara penghakiman manusia dengan penghakiman Kristus. Manusia yang dalam perikop ini diwakili oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi cenderung hanya melihat kesalahan dari orang lain (wanita yang berbuat zinah) dan tidak menyadari bahwa sesungguhnya mereka juga adalah orang berdosa. Mereka lebih senang melihat orang lain dihukum daripada diampuni. Tidak terlihat adanya belas kasihan, yang ada hanya perasaan bahwa diri mereka yang paling benar. Kontras sekali dengan penghakiman Kristus yang adil namun penuh belas kasihan. Yesus menyatakan kesalahan perempuan yang berzinah itu tetapi memilih untuk mengampuni dan memberikan kesempatan kedua padanya untuk bertobat. Tema penghakiman dalam perikop ini memang ditemui juga dalam perikop sebelum dan sesudahnya. Namun keberadaan perikop ini signifikan untuk menunjukkan secara konkret perbedaan antara penghakiman manusia yang egosentris dengan penghakiman Allah yang adil dan berlandaskan kasih.

Seorang wanita yang kedapatan berbuat zinah menjadi korban dia dijatuhi hukuman mati dirajam sesuai dengan hukum Musa. Mereka mendesak Yesus untuk memberi jawaban. Yesus tidak langsung menjawab tetapi diam. Yesus tahu bahwa pengadilan atas wanita itu telah dipakai untuk menyembunyikan kejahatan mereka. Dengan jawaban Yesus “Barangsiapa diantara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu”, membongkar tempat persembunyian mereka. Merasa diri terancam dan penyembunyian diri dibongkar, mereka diam-diam meninggalkan Yesus dan wanita itu sendirian. Bagi mereka lebih baik hukum Musa dilanggar daripada rahasia pribadinya dibongkar. Mereka lebih menjaga harga diri dan menjunjung tingginya daripada hukum Musa.

Di zaman sekarang, masih ada banyak orang yang dapat menyembunyikan dirinya yang sesungguhnya dengan berbuat sedemikian rupa untuk mengelabui mata sesama. Semua keutamaan dan kebajikan ditampilkan untuk menipu orang lain. Banyak orang tidak mengetahui karena mereka membentengi diri dengan tembok pembatas untuk menyembunyikan diri yang sebenarnya. Hal ini sering berhasil bagi mereka. Namun dimata Tuhan, mereka tidak bisa menyembunyikan diri karena Ia mengenal setiap pribadi.

Pada garis besarnya, kisah ini mengingatkan supaya jangan terlalu mudah menghakimi orang lain yang kesalahannya tampak lebih besar daripada kesalahan sendiri. Kisah ini menjadi suatu peringatan terhadap pelaksanaan kaku dari hukum dan menampilkan perlunya pengampunan. Kisah ini juga merupakan peringatan Yesus terhadap hukum yang mendiskriminasikan wanita dan menunjukkan sikap positif Yesus terhadap kaum pendosa. Semoga kita tidak menghakimi sesama dan menjadi pribadi yang membawa pengampunan di saat sesama kita melakukan kesalahan. Kita diajak untuk menghargai sesama kita karena di mata Allah, kita adalah saudara satu sama lain. Amin.


Pembacaan GEMA hari ini:

2 Raj. 6-7


Pokok Doa:

1. Berdoalah bagi jemaat yang sedang berjuang untuk mendapatkan keturunan, kiranya Tuhan Yesus menolong dan buka jalan serta diatas semuanya itu kasih setia Tuhan Yesus menopang rumah tangga mereka

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.