GKMI
search

12/6/2022

Yusuf: Yang Berkorban Bagi Kemuliaan Tuhan

Matius 1:18-25

Bagaimana reaksi saudara ketika mendengar sesuatu yang tidak diharapkan? Kemungkinan ada 2.  Kalau hal tersebut menguntungkan saudara mungkin akan berkata, “Wow! Puji Tuhan! Halleluya!"  Namun bagaimana kalau sebaliknya? Bila yang saudara dengar adalah ‘badnews’? Bisa jadi reaksi saudara akan lain.

Demikian halnya dengan berita yang didengar oleh Yusuf dalam bagian ini. Tak sulit membayangkan reaksi Yusuf saat mengetahui kehamilan Maria di luar nikah. Kaget, kecewa, bingung, dan kemungkinan marah, membuatnya memutuskan untuk meninggalkan Maria secara diam-diam. Oleh karena itu, Allah turun tangan mengutus malaikat untuk menjelaskan peristiwa sebenarnya kepada Yusuf lewat mimpi (1:18-21).

Cerita berlanjut karena dengan menerima berita ini maka selanjutnya adalah cerita tentang pengorbanan Yusuf untuk menyambut kelahiran Yesus. Yusuf harus mengesampingkan harga diri dengan mengizinkan calon isterinya mengandung janin yang bukan hasil perbuatannya. Yusuf juga bersedia mengesampingkan kenikmatan jasmaninya dengan tidak berhubungan layaknya suami istri selama isterinya mengandung Yesus. Plus tentu saja korban materi dan waktu untuk melayani Maria selama mengandung hingga melahirkan.

Apa yang Yusuf lakukan ini membuat saudara berkata “Wow! Hebat banget ya Yusuf?” Namun sebenarnya semua yang Yusuf lakukan mengingatkan pengorbanan terbesar yang Yesus berikan.  Yesus pun berkorban ketika Ia menjelma menjadi manusia. Untuk menjadi Juruselamat dunia, Ia rela melepaskan hak-Nya sebagai Pencipta yang disembah dan dipuja oleh para malaikat. Yesus meninggalkan kemuliaan sorgawi yang sempurna dan abadi untuk dilahirkan di tempat hina, dibesarkan dalam keluarga sederhana. Rela menerima penolakan dan penghinaan dalam pelayanan, dan mengakhiri hidup secara tragis di kayu salib.

Apakah pengorbanan yang ditunjukkan Yesus dan Yusuf mendorong saudara untuk merenungkan apa yang selama ini sudah saudara korbankan? Apa yang saudara korbankan terlihat nyata melalui reaksi saudara ketika dalam pelayanan, ketika saudara diremehkan, disalahpahami, dikorbankan, difitnah, atau bahkan dicela. Apakah saudara tetap setia melayani atau memilih mundur karena merasa ada harga diri yang terluka? Relakah saudara mengesampingkan harga diri untuk menerima penolakan, tertawaan, atau bahkan siksaan bagi Kristus dan bagi Injil-Nya?


Pembacaan GEMA hari ini:

Hosea 4-5


Pokok Doa:

1. Berdoa utk Panitia Natal 2022 dan persiapan rangkaian Perayaan Natal dan Tahun Baru.

Bagikan

Lainnya

Subscribe ke Renungan Harian GKMI Anugerah

Dapatkan panduan pertumbuhan iman harian dari GKMI Anugerah di WhatsApp Anda.